Minggu, 08 September 2019

TUGAS 14 MANAJEMEN DI SD

TUGAS 14 MANAJEMEN KELAS DISD


TUGAS  MANAJEMEN KELAS DI SD

tentang


MEMBINA HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT DALAM MELAKSANAKAN DISIPLIN SEKOLAH


disusun oleh :

WIRMA ADHANI

1620152

7.4 PGSD



dosen pembimbing:

Yessi Rifmasari, M.Pd


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ADZKIA PADANG
2019



MEMBINA HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT DALAM MELAKSANAKAN DISIPLIN SEKOLAH

A.    Membina Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat Dalam Melaksanakan Disiplin Sekolah
Sekolah secara formal adalah wadah atau tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang sesuai dan dikehendaki oleh masyrakat dimana sekolah itu berada. Sebaliknya, masyarakat diharapkan membantu dan bekerja sama dengan sekolah agar program sekolah berjalan lanacar dan lulusan yang dihasilkan memenuhi kebutuhan masyarakat dan negara. Oleh sebab itu, hubungan yang saling menguntungkan antara sekolah dan masyarakat perlu dibina dan dikembangkan secara harmonis. Hubungan sekolah dengan masyarakat meliputi hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan instansi terkait, hubungan sekolah dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat, dan hubungan sekolah dengan lembaga pendidikan lainnya. (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996: 39 43)
1.      Hubungan sekolah dengan orang tua siswa
Sekolah adalah lemabaga pendidikan yang secara formal dan potensial memiliki peranan paling penting dan strategis bagi pembinaan dan pengembangan generasi muda, khususnya parasekolah dasar. Sedangkan orang tua siswa adalah pendidik pertama dan utama yang sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan dan pengembangan para siswa tersebut. Oleh karena itu, sangat diperlukan hubungan yang harmonis dan terus menerus dan berkelanjutan antara sekolah dan orang tua siswa.
Hubungan sekolah dengan orang tua dapat dijalin melalui sarana wadah perkumpulan orang tua siswa, guru atau tenaga kependidikan lainnya dinamakan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan.

Dengan adanya hubungan antara sekolah dan orang tua tersebut maka manfaat yang diharakan diperoleh adalah:
a.       Orang tua siswa mengetahui tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sekolah,
b.      Sekolah mengetahui semua kegiatan orang tua dan para siswa di rumah,
c.       Orang tua siswa mau memberi perhatian yang sangat besar dalam menunjang kegiatan-kegiatan sekolah.
Agar orang tua siswa mengetahi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sekolah, sekolah perlu melaksanakan antara lain hal-hal berikut ini.
1)      Memberi informasi seluas-luasnya tentang program sekolah. Pemberian informasi itu dapat dilakukan misalnya dalam rapat-rapat, bazar, pemeran, malam kesenian, pekan olahraga, dan melalui penjelasan tertulis.
2)      Melakukan kunjungan rumah oleh guru atau kepala sekolah secara teratur dan rutin
3)      Menetapkan satu bulan dalam satu tahun pelajaran sebagai BULAN INFORMASI yang kegiatannya dapat berupa:
a.       Mengadakan dialog dengan orang tua/ wali siswa tentang perkembangan sekolah dan pembangunan yang sedang dilaksanakan dan yang akan dihadapi sekolah,
b.      menginformasikan bahwa sekolah sebagai lingkungan pendidikan berkewajiban untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
c.       Menjelaskan bahwa manusia yang berkualitas itu hanya dapat dihasilkan oleh pendidikan bermutu, menyadarkan pihak orang tua/ wali siswa bahwa keterlibatan mereka dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan mutlak diperlukan,
d.      Meningkatkan kesadaran orang tua/ wali siswa tentang betapa pentingnya pendidikan bagi anak manusia agar mereka dapat menjadi warga negara yang berkualitas dan berguna,
e.       Meningkatkan kesadaran orang tua/ wali siswa agar mau menyekolahkan putra-putrinya sampai tamat

2.      Hubungan sekolah dengan Instansi terkait
Sekolah perlu membina hubungan baik secara timbal balik dengan instansi terkait, instansi terkait itu seperti Lurah/ Kepala Desa, Puskesmas, Camat, Polsek, Koramil, LKMD, dan Posyandu. Hubungan yang dijalin dan upaya yang perlu dilaksanakan oleh sekolah, antara lain sebagai berikut:
a.       Menginformasikan program sekolah
b.      Ikut serta dalam kegiatan yang diadakan pemerintah, sepanjang tidak mengganggu proses belajar mengajar,
c.       Pada saat yang diperlukan, Kepala Sekolah atau guru yang ditunjuk mengadakan kunjungan ke Instansi Pemerintah sebagai salah satu cara pendekatan dari pihak sekolah,
d.      Sekali-kali dapat mengundang Pejabat Pemerintah d luar Depdikbud sebagai pembina dalam upacara bendera.
Sedangkan dari pihak instansi terkait diharapkan agar membrikan peran sertanya dalam:
1)      Membantu tegaknya disiplin sekolah,
2)      Ikut membantu terpeliharanya kebersihan dan keindahan sekolah,
3)      Membantu nama baik sekolah,
4)      Memenuhi undangan yang disampaikan pihak sekolah,
5)      Membantu keamanan sekolah pada saat sekolah melaksanakan kegiatn-kegiatan tertentu.

3.      Hubungan sekolah dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat
Hubungan sekolah dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat adalah hubungan yang tidak kalah pentingnya dengan jalinan hubungan dengan pihak lainnya. Program ini dapat dilaksanakan dalam bentuk:
a.       Mengunjungi industri dan perusahaan untuk menambah wawasan pengetahuan para siswa,
b.      Mengundang tokoh-tokoh yang berhasil dalam bidangnya untuk memberikan ceramah di sekolah.
Sedangkan dari dunia usaha dan tokoh masyarakat yang berhasil diharapkan peran serta sebagai berikut:
1)      Bersedia menjadi narasumber dan memebrikan ceramah untuk siswa sebagai usaha memotivasi siswa supaya giat belajar dan bekerja keras,
2)      Memberikan saran dalam menegakkan wibawa Kepala Sekolah dan Guru,
3)      Menjadi narasumber untuk pelaksanaan program muatan lokal skeolah,
4)      Membantu dan menyediakan fasilitas dalam melaksanakan, muatan lokal bagi para siswa.


4.      Hubungan sekolah dengan Lembaga Pendidikan lain
Dalam usaha membina dan megembangkan hubungan dengan lembaga pendidikan lain perlu dilaksanakan upaya-upaya berikut:
a.       Mengadakan kunjungan antar sekolah untuk saling bertukar pengalaman,
b.      Menjalin kerjasama dalam upaya saling mengembangkan pendidikan di sekolahnya masing-masing,
c.       Memberikan informasi tentang perkiraan jumlah lulusan sekolah kepada lembaga pendidikan setingkat diatasnya,
d.      Mengundang pimpinan lembaga pendidikan yang lebih tinggi tingkatnya untuk memberikan ceramah tentang perkembangan pendidikan sesuai jenjangnya.






DAFTAR PUSTAKA

Rachman, Maman. 1997. Manajemen Kelas. Semarang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Amali, Faiz. (2014). Prinsip-prinsip Disiplin Kelas. Jakarta: Rineka Cipta

Senin, 26 Agustus 2019

TUGAS 13 MANAJEMEN KELAS DISD


TUGAS  MANAJEMEN KELAS DI SD

tentang


MENCIPTAKAN SUASANA KELAS YANG EFEKTIF


disusun oleh :

WIRMA ADHANI

1620152

7.4 PGSD



dosen pembimbing:

Yessi Rifmasari, M.Pd


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ADZKIA PADANG
2019





MENCIPTAKAN SUASANA KELAS YANG EFEKTIF


A.    PENGERTIAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DAN MENYENANGKAN
Dryden dan Voss (1999) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya menyenangkan. Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya dan memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak disertai suasana tegang sangat baik dan mendukung untuk membangkitkan motivasi  belajar. Anak-anak pada dasarnya belajar paling efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh individu tersebut.
Hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.
Pembelajaran efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa dan juga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara belajarnya sendiri.
Salah satu hal yang harus dikedepankan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan adalah menyertakan partisipasi siswa di dalam kelaS.Selain untuk membangun komunikasi dengan siswa, pengajar juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi para siswa. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi siswa akan merasa canggung berbicara dengan guru dan komunikasi tidak akan berjalan baik. Akibatnya, pengajar juga akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan siswa.
B.     MENCIPTAKAN SUASANA PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DAN MENYENANGKAN BAGI SISWA
Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi belajar, ruangan cukup terang, tidak gelap dan tidak mengganggu mata, sarana yang diperlukan dalam belajar yang cukup atau lengkap. Dalam mewujudkan kondisi pembelajaran yang efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini:

1.      Melibatkan Siswa secara Aktif
Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, antara lain:
a.       Aktivitas visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksprimen.
b.      Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya jawab.
c.       Aktivitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pengarahan guru.
d.      Aktivitas gerak, seperti melakukan praktek di tempat praktek.
e.       Aktivitas menulis, seperti mengarang, membuat surat, membuat karya tulis.

Aktivitas kegiatan pembelajaran siswa di kelas hendaknya lebih banyak melibatkan siswa, atau lebih memperhatikan aktivitas siswa. Berikut ini cara meningkatkan keterlibatan siswa :
1)      Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara menggunakan berbagai teknik mengajar.
2)      Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3)      Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk itu guru harus mengetahui minat siswa dan mengaitkannya dengan bahan pembelajaran.

2.      Menarik Minat dan Perhatian Siswa
Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati.

3.      Membangkitkan Motivasi Siswa
Motif adalah semacam daya yang terdapat dalam diri seseorang yang dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Sedang motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Tugas guru adalah bagaimana membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau belajar. Berikut ini beberapa cara bagaimana membangkitkan motivasi siswa :
a.       Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya;
b.      Pada awal kegiatan pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, sehingga siswa terpancing untuk ikut serta didalam mencapai tujuan tersebut.
c.       Guru berusaha mendorong siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
d.      Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses dengan usahanya sendiri;
e.       Guru selalu berusaha menarik minat belajar siswa.
f.       Sering-seringlah memberikan tugas dan memberikan nilai seobyektif mungkin.

4.      Memberikan pelayanan individu Siswa
Perlunya keterampilan guru di dalam memberikan variasi pembelajaran agar dapat diserap oleh semua siswa dalam berbagai tingkatan kemampuan, dan disini pulalah perlu adanya pelayanan individu siswa.
Memberikan pelayanan individual siswa bukanlah semata-mata ditujuan kepada siswa secara perorangan saja, melainkan dapat juga ditujukan kepada sekelompok siswa dalam satu kelas tertentu. Sistem pembelajaran individual atau privat, belakangan ini memang cukup marak dilakukan melalui les-les privat atau melalui lembaga-lembaga pendidikan yang memang khusus memberikan pelayanan yang bersifat individual.

5.      Menyiapkan dan Menggunakan berbagai Media dalam Pembelejaran
Alat peraga/media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pembelajaran yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung yang yang dibantu dengan sejumlah alat peraga dengan memperhatikan dari segi nilai dan manfaat alat peraga tersebut dalam membantu menyukseskan proses pembelajaran di kelas.
Di dalam menyiapkan dan menggunakan media atau alat peraga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :
a)      Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diasjikan.
b)      Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
c)      Alat yang dipilih hendaknya tepat, memadai dan mudah digunakan.

C.    Tujuan pengelolaan kelas yang efektif
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran aka tercapai, jika tercapainya tujauan pembelajaran.Karakter kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaa kelas yang baik akan memiliki sekurang-urangnya tiga ciri, yakni:
1.      Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan progres, sehingga membutuhkan waktu yang relatif singkat.
2.      Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah dicerna dan situasi kelas menjadi kondusif.
3.      Self-confidence, artinya anak dapat belajar dengan kondisi yang penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi.
Tujuan manajemen Kelas pada hakekatnya sudah terkandung pada tujuan  pendidikan secara umum. Menurut Sudirman (2000), tujuan pengelolaan  kelas adalah penyediaan pasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Suharsimi Arikunto,(2004), berpendapat bahwa tujuan penegelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya Arikuno menguraikan  rincian  tujuan pengelolaan  Kelas, sebagaimana berikut ini :
a.       Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
b.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
c.       Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan siaoal, emosional  dan intelek siswa dalam belajar.
d.      Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,budaya, serta sifat-sifat individunya.

D.    Usaha-usaha yang di Tempuh dalam Manajemen Kelas Sehingga Dapat Meningkatkan Efektifitas Proses Belajar Mengajar
Untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar ada 5 langkah yang ditempuh dalam proses manajemen kelas yang efektif
1.      Menentukan Kondisi Kelas Yang Diinginkan
Langkah pertama dalam proses manajemen kelas yang efektif adalah menentukan kondisi kelas yang ideal. Guru perlu mengetahui dengan jelas dan mendalam tentang kondisi-kondisi yang menurut penelitiannya akan memungkinkan mengajar secara efektif.
Di samping itu guru hendaknya menyadari perlunya terus menerus menilai manfaat pemahamannya dan mengubahnya apabila keadaan sesuai adalah:
a.       Guru tidak memandang kelas semata-mata hanya sebagai reaksi atas masalah yang timbul.
b.      Guru akan memilih seperangkat tujuan yang mengarahkan upayanya dan menjadi tolak ukur penilaian atas hasil upayanya.
2.      Menganalisis kondisi kelas yang nyata.
Setelah menentukan kondisi kelas yang diinginkan, guru selanjutnya menganalisis keadaan yang ada yakni membandingkan keadaan yang nyata dengan keadaan yang diharapkan kemudian menentukan kondisi dengan keadaan yang diharapkan, dengan demikian kondisi ini memungkinkan guru mengetahui :
a.       Kesenjangan antara kondisi sekarang dengan yang diharapkan kemudian menantikan kondisi yang perlu di perhatikan segera dan mana yang dapat diselesaikan kemudian, dan mana yang memerlukan pemantauan.
b.      Masalah yang mungkin terjadi yakni kesenjangan yang mungkin timbul jika guru gagal mengambil tindakan pemecahan.
c.       Kondisi sekarang yang perlu dipelihara dan dipertahankan karena dianggap sudah baik.

3.      Memilih dan menggunakan strategi pengelolaan.
Guru yang efektif adalah guru yang menguasai berbagai strategi manajerial yang terkandung dalam berbagai pendekatan manajemen kelas dan mampu memilih serta menggunakan strategi yang paling sesuai dalam situasi tertentu yang telah dianalisis sebelumnya, proses pemilihan ini dapat dianggap suatu kerja komputer, guru memeriksa strategi-strategi yang tersimpan dalam sel-sel komputer dan memilih strategi yang memberikan harapan untuk meningkatkan kondisi yang dianggap sesuai.
Menilai efektifitas pengelolaan Dalam tahap ini guru menilai efektifitas pengelolaannya artinya dari waktu ke waktu guru harus menilai sejauh mana keberhasilan memelihara dan menciptakan kondisi yang sesuai. Proses penilaian ini memusatkan perhatian kepada dua perangkat perilaku. Perilaku pertama adalah perilaku guru dalam arti sejauh mana guru telah menggunakan perilaku manajemen yang direncanakan akan dilakukan. Perilaku kedua adalah perilaku peserta didik, yaitu sejauh mana peserta didik berperilaku yang sesuai. Yakni apakah mereka telah melakukan apa-apa yang diharapkan untuk dilakukan.


TUGAS 12 MANAJEMEN KELAS SD

TUGAS  MANAJEMEN KELAS DI SD

tentang


TAHAPAN PENANGGULANGAN DISIPLIN KELAS


disusun oleh :

WIRMA ADHANI

1620152

7.4 PGSD



dosen pembimbing:

Yessi Rifmasari, M.Pd


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ADZKIA PADANG


2019



TAHAPAN PENANGGULANGAN DISIPLIN KELAS

A.    Tindakan Preventif
Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran. Keberhasilan dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen kelas. Konsekuensinya adalah guru dalam menentukan langkah-langkah dalam rangka manajemen kelas harus merupakan langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Adapun langkah-langkah pencegahannya (Maman Rahman : 1998) sebagai berikut :
1.      Peningkatan Kesadaran Diri Sebagai Guru
Langkah peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan langkah yang strategis dan mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Implikasi adanya kesadaran diri sebagai guru akan tampak pada sikap guru yang demokratis, sikap yang stabil, kepribadian yang harmonis dan berwibawa. Penampakan sikap seperti itu akan menumbuhkan respon dan tanggapan positif dari peserta didik.
2.      Peningkatan Kesadaran Peserta Didik
Interaksi positif antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi apabila dua kesadaran (kesadaran guru dan peserta didik) bertemu. Kurangnya kesadaran peserta didik akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah tersinggung, yang pada gilirannya memungkinkan peserta didik melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji yang dapat mengganggu kondisi optimal dalam rangka pembelajaran. Untuk meningkatkan kesadaran peserta didik, maka kepada mereka perlu melaksanakan hal-hal tersebut : 
a.       memberitahukan akan hak dan kewajibannya sebagai peserta didik.
b.      memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para peserta didik.
c.       menciptakan suasana saling pengertian.

3.      Sikap Polos Dan Tulus Dari Guru
Guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap peserta didik. Sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-pura bersikap dan bertindak apa adanya. Sikap dan tindak laku seperti itu sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku, cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon atau diberikan reaksi oleh peserta didik.
Kalau stimuli itu positif maka respon atau reaksi yang akan muncul adalah negatif. Sikap hangat, terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluhan para siswa,akrab dengan guru akan membukakemungkinan terjadi interaksi dan komunikasi wajar antara guru dan peserta didik.
4.      Mengenal Dan Mngenal Alternatif 
Pengelolaan Untuk mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan, langkah ini menuntut guru :
a.       melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku peserta didik baik individual maupun kelompok. Penyimpangan perilaku peserta didik baik individual maupun kelompok tersebut termasuk penyimpangan yang disengaja dilakukan peserta didik yang hanya sekedar untuk menarik perhatian guru atau teman-temannya.
b.      mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas. Guru hendaknya berusaha menggunakan pendekatan manajemen yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu situuasi atau menggantinya guru lainnya yang gagal atau berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif yang bervariasi dalam menangani berbagai manajemen kelas.

5.      Menciptakan Kontrak Sosial.
Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan “standar tingkah laku” yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan peserta didik. Pemenuhan kebutuhan tersebut sifatnya individual maupun kelompok dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah. Standar tingkah laku ini dibentuk melalui kontrak sosial antara sekolah/guru dan peserta didik norma atau nilai yang turunnya dari atas dan tidak dari bawah, jadi sepihak, maka akan terjadi bahwa norma itu kurang dihormati dan ditaati.
Oleh sebab itu, dalam rangka mengelola kelas norma berupa kontrak sosial (tata tertib) dengan sangsinya yang mengatur kehidupan didalam kelas, perumusannya harus dibicarakan atau disetujui oleh guru dan peserta didik. Kebiasaan yang terjadi dewasa ini bahwa aturan-aturan sebagai standar tingkah laku berasal dari atas (sekolah/guru). Para peserta didik dalam hal ini hanya menerima saja apa yang ada. Mereka tidak memiliki pilihan lain untuk menolaknya. Konsekuensinya terhadap kondisi demikian memungkinkan timbulnya persoalan- persoalan dalam pengelolaan kelas karena pesertan didik tidak merasa turut membuat serta memiliki peraturan sekolah yang sudah ada tersebut. Saling menghormati dan keterbukaan antara guru dan peserta didik.

B.     Tindakan Kuratif
Kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti langkah sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasi masalah
Pada langkah ini, guru mengenal atau mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas. Berdasar masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.
2.      Menganalisis masalah
Pada langkah ini, guru menganalisis penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.
3.      Menilai alternatif-alternatif pemecahan
Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam menanggulangi masalah.
4.      Mendapatkan balikan
Pada langkah ini guru melaksanakan monitoring, dengan maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan kilas balik ini dapat dilaksanankan dengan diadakan pertemuan dengan para peserta didik. Maksud pertemuan perlu dijelaskan oleh guru sehingga peserta didik mengetahui serta menyadari bahwa pertemuan diusahakan dengan penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan, baik untuk peserta didik maupun sekolah.


Daftar Pustaka
Tutut Sholihah. 2008. Strategi Pembelajaran Yang Efekti., Jakarta: Citra Grafika Desain.