Tugas 2
Manajemen Pembelajaran
Manajemen Pembelajaran
A. Konsep Manajemen pembelajaran
Proses pembelajaran sangat terkait dengan berbagai komponen
yang sangat kompleks. Antara komponen yang satu dengan komponen
lainnya memiliki hubungan yang bersifat sistematik, maksudnya masingmasing komponen memiliki peranan sendiri-sendiri tetapi memiliki
hubungan yang saling terkait.
Masing-masing komponen dalam proses pembelajaran perlu
dikelola secara baik. Tujuannya agar masing-masing komponen tersebut
dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini akan terwujud, jika guru
sebagai desainer pembelajaran memiliki kompetensi manajemen
pembelajaran.
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang dikutip oleh
Suharsimi Arikunto mengungkapkan bahwa manajemenadalah
penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat
berjalan dengan lancar, efektif dan efisien1
.
Manajemen juga diartikan sebagai proses merencana,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan
segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien2
.
Jadi, manajemen merupakan serangkaian proses yang dilaksanakan dalam
sebuah kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan
diharapkan
Dalam dunia pendidikan manajemen pembelajaran
menduduki peranan yang sangat penting. Karena, pada dasarnya
manajemen pembelajaran ialah pengaturan semua kegiatan
pembelajaran yang dikategorikan dalam kurikulum inti mapun
penunjang.
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya
mengatur. Pengaturan dilakukan melakukan melalui proses dan diatur
berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu.1
Secara
etimologis , kata manajemen merupakan terjemahan dari management.
Kata management sendiri berasal dari kata manage atau magiare yang
berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dalam pengertian
manajemen, terkandung dua kegiatan ialah kegiatan berpikir (mind)
dan kegiatan tingkah laku (action). 2
Pengertian manajemen menurut para pakar manajemen
diantaranya:3 Harold Koonts dan Cyril O’Donel, manajemen adalah
usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Dengan demikian Manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah
aktifitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Sedangkan menurut H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Pernyataan tersebut senada dengan
pernyataan menurut Prayudi bahwa manajemen adalah pengendalian
dan pemanfaatan dari pada semua faktor dan sumber daya yang
menurut suatu perencanaan (planning) diperlukan untuk mencapai
atau menyelesaikan suatu tujuan kerja tertentu.
Jadi, manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar
suatu usaha dapat berjalan denga baik memerlukan perencanaan,
pemikiran, pengaraha, dan pengaturan serta mempergunakan atau
mengikutsertaan semua potensi yang ada baik personal maupun
material secara efektif dan efesien.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,
pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti
bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung
pada proses pembelajaran yang baik. Pembelajaran ialah
membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori
belajar, yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
14
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sedangkan menurut Corey:
“Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang
secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta
dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran
merupakan subset khusus dari pendidikan.”
Dalam pengertian demikian dapat dikatakan bahwa
pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar.
Kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan
cara lebih efektif dan efisien. Menurut Hamzah B. Uno pembelajaran
(learning) adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa
secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan
belajarnya, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai
strategi pembelajaran baik penyampaian, pengelolaan maupun
pengorganisasian pembelajaran.5
Pembelajaran merupakan upaya pengembangan sumber daya
manusia yang harus dilakukan secara terus menerus selama manusia
hidup. Isi dan proses pembelajaran perlu terus dimutakhirkan sesuai
kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya
jika masyarakat Indonesia dan dunia menghendaki tersediannya sumber
daya manusia yang memiliki kompetesi yang berstandar nasional dan internasional, maka isi dan proses pembelajaran harus diarahkan pada
pencapaian kompetensi tersebut.6
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang
untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau
nilai yang baru. Pembelajaran merupakan perbuatan yang kompleks.
Artinya, kegiatan pembelajaran melibatkan banyak komponen dan
faktor yang perlu dipertimbangkan. Untuk itu perencanaan maupun
pelaksanaan kegiatannya membutuhkan pertimbangan-pertimbangan
yang arif dan bijak. Seorang guru dituntut untuk bisa menyesuaikan
karakteristik siswa, kurikulum yang sedang berlaku, kondisi kultural,
fasilitas yang tersedia dengan strategi pembelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa agar tujuan dapat dicapai. Strategi sangat
penting bagi guru karena sangat berkaitan dengan efektivitas dan
efisiensi dalam proses pembelajaran.
B. Tujuan Menajemen Pembelajaran
Tujuan manajemen pendidikan erat sekali dengan tujuan
pendidikan secara umum, karen manajemen pendidikan pada
hakikatnya merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan secara
optimal.
Apabila dikaitkan dengan pengertian manajemen pendidikan
pada hakikatnya merupakan alat mencapai tujuan. Adapun tujuan
pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pokok mempelajari manajemen pembelajaran adalah
untuk memperoleh cara, teknik dan metode yang sebaik-baiknya
dilakukan, sehingga sumber-sumber yang sangat terbatas seperti tenaga,
dana, fasilitas, material maupun spiritual guna mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien. Secara rinci tujuan manajemen pendidikan antara lain:
a). Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
b) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
c) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
d) Terbekalinya tenaga pendidikan dengan teori tentang proses dan
tugas administrasi pendidikan.
e) Teratasinya masalah mutu pendidikan.
C. Kebijakan Tentang Menajemen Pembelajaran
Kebijakan pendidikan di indonesia berdasarkan undang-undang republik indonesia no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional , diarahkan untuk mencapai hal-hal sebagai berikut :
- mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
- meningkatkan kemampuan akademik
- melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk kurikulum
- memberdayakan lembaga pendidikan
D. Peran Guru Dalam Manajemen Kelas
Guru memiliki peran sebagai salah satu unsur pengelola pendidikan
pada suatu lembaga pendidikan yang terlihat langsung dalam mentransfer
pengetahuan kepada siswa, harus mampu mengelola kelasnya, merumuskan
tujuan pembelajaran secara opersional, menentukan materi pembelajaran,
menetapkan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar dan
kemampuan profesional guru lainnya, agar proses belajar mengajar dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Peran dan fungsi guru
berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Di antara peran
dan fungsi guru tersebut adalah sebagai berikut:
- Guru sebagai Pendidik Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memilki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
- Guru sebagai Pengajar Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhin oleh berbagai faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru,kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam ber komunukasi. Jika faktor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu: Membuat ilustrasi, Mendefenisikan, Menganalisis, 22 Pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan. Agar pembelajaran memilki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
- Guru sebagai Pembimbing Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamanya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
- Guru sebagai Pelatih Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam 23 kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar.
- Guru sebagai Penasehat Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memilki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
- Guru sebagai Pembaharu (Inovator) Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memilki arti lebih banyak daripada nenek kitea. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antar generasi tua dan generasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.
- Guru sebagai Model dan Teladan Guru merupakan model atau teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untu ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teldan. Tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar, bicara dan gaya bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, perilaku neurotis, selera, keputusan, kesehatan gaya hidup secara umum. Perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri.
- Guru sebagai Pribadi Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat disikapi sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat tergangunya proses pendidikan bagi 25 peserta didik. Guru perlu juga memilki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melaluin kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olahraga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimilki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.
- Guru sebagai Peneliti Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaanya memerlukan penyesuain-penyesuain dengan kondisi lingkungan. Untuk itu perlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti. Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum diketahuai untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Sebagai orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus dikerjakan, yakni penelitian.
- Guru sebagai Pendorong Kreatifitas Kreatifitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mende akan monstrasikan dan menunjukkan kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia disekitar kita. Kreatifitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu 26 secara rutin saja. Kreatifitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.
- Guru sebagai pembangkit pandangan Dunia ini panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya. Mengembangkan fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.
- Guru sebagai Pemindah kemah Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka memindah–mindahkan dan membantu peserta didik dalam meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaaan yang menghalangi kemajuan serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi peserta didiknya.
- Guru sebagai Pembawa Cerita Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan keberadaanny serta bagaimana berhubungan dengan keberadaaanya itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul dalam lingkungannya dan berhubungan dengan lingkungan, tanpa mengetahui asal usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut menjadi alat menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi manusia. Cerita ini adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka. Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan di masa mendatang.
- Guru sebagai Aktor Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya.
- Guru sebagai Emansipator Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari 28 perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.
- Guru sebagai Evaluator Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta varible lain yang mempunyai arti apabila berhubungan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut serta penilaian harus adil dan objektif.
Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut:
a. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.
b. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlihat secara psikologis.
c. Guru harus memaknai kegiatan belajar.
d. Guru harus melaksanakan penilaian.
E. Kode Etik Guru
Kode etik guru merupakan pedoman yang mengatur hubungan guru dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan masyarakat serta dengan misi tugasnya.
kode etik merupakan pedoman sikap dan perilaku yang bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-undang.
Daftar Rujukan
Soedijarto. 1992. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.
Malayu. 2011. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Eka Prihatin. 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.
Mulya, E. 2007. Manajemen Berbasis sekolah . Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sangat bermanfaat, terima kasih
BalasHapusTerimakasih kak, Sangat bermanfaat sekali
BalasHapusMkasih kk
Hapusbukan ketikan mahasiwi kaya nya, ngg jlas dan kacau
BalasHapusSangat bermanfaat, terima kasih
BalasHapusMkasih kk
HapusSangat bermanfaat sekali
BalasHapusMkasih kk
HapusMkasih kk
BalasHapusTerimakasih, bermanfaat sekali
BalasHapusMkasih kk
HapusKarya tulisnya bagus
BalasHapusSangat bermanfaat👍
BalasHapusMantap..👍👍
BalasHapusBgus dan bermanfaat
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusSangat bermanfaat kak
BalasHapusSngat brmnfaat
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih kk
Hapus