TUGAS MANAJEMEN KELAS DI SD
tentang
MENCIPTAKAN SUASANA KELAS YANG EFEKTIF
disusun oleh :
WIRMA ADHANI
1620152
7.4 PGSD
dosen pembimbing:
Yessi Rifmasari, M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ADZKIA PADANG
2019
MENCIPTAKAN SUASANA KELAS YANG EFEKTIF
MENCIPTAKAN SUASANA KELAS YANG EFEKTIF
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DAN MENYENANGKAN
Dryden
dan Voss (1999) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika suasana
pembelajarannya menyenangkan. Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi
pengetahuannya dan memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang
maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak disertai suasana tegang sangat
baik dan mendukung untuk membangkitkan motivasi belajar. Anak-anak pada
dasarnya belajar paling efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan
sesuatu yang mengasyikkan. Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara
aktif oleh individu tersebut.
Hakikat
pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja
terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses
pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan,
ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.
Pembelajaran
efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi siswa dan juga
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga memberikan
kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan potensi yang sudah mereka miliki
yaitu dengan memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara
belajarnya sendiri.
Salah
satu hal yang harus dikedepankan dalam menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan adalah menyertakan partisipasi siswa di dalam kelaS.Selain untuk
membangun komunikasi dengan siswa, pengajar juga dapat mengetahui apa yang
menjadi kebutuhan bagi para siswa. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi
siswa akan merasa canggung berbicara dengan guru dan komunikasi tidak akan
berjalan baik. Akibatnya, pengajar juga akan mengalami kesulitan untuk
mengetahui apa yang menjadi keinginan siswa.
B. MENCIPTAKAN SUASANA PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DAN
MENYENANGKAN BAGI SISWA
Untuk
dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur,
misalnya ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi
belajar, ruangan cukup terang, tidak gelap dan tidak mengganggu mata, sarana
yang diperlukan dalam belajar yang cukup atau lengkap. Dalam mewujudkan kondisi
pembelajaran yang efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Melibatkan Siswa secara Aktif
Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam
beberapa hal, antara lain:
a.
Aktivitas visual,
seperti membaca, menulis, melakukan eksprimen.
b.
Aktivitas lisan,
seperti bercerita, tanya jawab.
c.
Aktivitas
mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pengarahan
guru.
d.
Aktivitas gerak,
seperti melakukan praktek di tempat praktek.
e.
Aktivitas menulis,
seperti mengarang, membuat surat, membuat karya tulis.
Aktivitas
kegiatan pembelajaran siswa di kelas hendaknya lebih banyak melibatkan siswa,
atau lebih memperhatikan aktivitas siswa. Berikut ini cara meningkatkan
keterlibatan siswa :
1) Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran dengan cara menggunakan berbagai teknik mengajar.
2) Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3) Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa.
Untuk itu guru harus mengetahui minat siswa dan mengaitkannya dengan bahan
pembelajaran.
2.
Menarik Minat dan
Perhatian Siswa
Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat
dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif
menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap
belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Keterlibatan
siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat dan kecerdasan
siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat dan kecerdasan siswa
merupakan pembelajaran yang diminati.
3. Membangkitkan Motivasi Siswa
Motif
adalah semacam daya yang terdapat dalam diri seseorang yang dapat mendorongnya
untuk melakukan sesuatu. Sedang motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan. Tugas guru adalah bagaimana membangkitkan motivasi siswa
sehingga ia mau belajar. Berikut ini beberapa cara bagaimana membangkitkan
motivasi siswa :
a. Guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya
untuk meningkatkan prestasi belajarnya;
b. Pada awal kegiatan pembelajaran, guru hendaknya
terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa tentang tujuan yang akan dicapai
dalam pembelajaran tersebut, sehingga siswa terpancing untuk ikut serta didalam
mencapai tujuan tersebut.
c. Guru berusaha mendorong siswa dalam belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
d. Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk meraih sukses dengan usahanya sendiri;
e. Guru selalu berusaha menarik minat belajar siswa.
f. Sering-seringlah memberikan tugas dan memberikan nilai
seobyektif mungkin.
4. Memberikan pelayanan individu Siswa
Perlunya
keterampilan guru di dalam memberikan variasi pembelajaran agar dapat diserap
oleh semua siswa dalam berbagai tingkatan kemampuan, dan disini pulalah perlu
adanya pelayanan individu siswa.
Memberikan
pelayanan individual siswa bukanlah semata-mata ditujuan kepada siswa secara
perorangan saja, melainkan dapat juga ditujukan kepada sekelompok siswa dalam
satu kelas tertentu. Sistem pembelajaran individual atau privat, belakangan ini
memang cukup marak dilakukan melalui les-les privat atau melalui
lembaga-lembaga pendidikan yang memang khusus memberikan pelayanan yang
bersifat individual.
5. Menyiapkan dan Menggunakan berbagai Media dalam
Pembelejaran
Alat
peraga/media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar
untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan
mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pembelajaran yang efektif harus
mulai dengan pengalaman langsung yang yang dibantu dengan sejumlah alat peraga
dengan memperhatikan dari segi nilai dan manfaat alat peraga tersebut dalam
membantu menyukseskan proses pembelajaran di kelas.
Di
dalam menyiapkan dan menggunakan media atau alat peraga, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, sebagai berikut :
a) Alat peraga yang digunakan hendaknya dapat memperbesar
perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diasjikan.
b) Alat peraga yang dipilih hendaknya sesuai dengan
kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
c) Alat yang dipilih hendaknya tepat, memadai dan mudah
digunakan.
C.
Tujuan pengelolaan kelas yang efektif
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah untuk meningkatkan mutu
pembelajaran. Mutu pembelajaran aka tercapai, jika tercapainya tujauan
pembelajaran.Karakter kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaa
kelas yang baik akan memiliki sekurang-urangnya tiga ciri, yakni:
1. Speed, artinya anak dapat belajar
dalam percepatan proses dan progres, sehingga membutuhkan waktu yang relatif
singkat.
2. Simple, artinya organisasi kelas dan
materi menjadi sederhana, mudah dicerna dan situasi kelas menjadi kondusif.
3. Self-confidence, artinya anak dapat belajar
dengan kondisi yang penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu
mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi.
Tujuan manajemen Kelas
pada hakekatnya sudah terkandung pada tujuan pendidikan secara umum.
Menurut Sudirman (2000), tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan
pasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu
memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan
sikap serta apresiasi pada siswa.
Suharsimi
Arikunto,(2004), berpendapat bahwa tujuan penegelolaan kelas adalah agar setiap
anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya Arikuno
menguraikan rincian tujuan pengelolaan Kelas,
sebagaimana berikut ini :
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai
lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran.
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot
belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan
siaoal, emosional dan intelek siswa dalam belajar.
d. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar
belakang sosial, ekonomi,budaya, serta sifat-sifat individunya.
D. Usaha-usaha
yang di Tempuh dalam Manajemen Kelas Sehingga Dapat Meningkatkan Efektifitas
Proses Belajar Mengajar
Untuk
meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar ada 5 langkah yang ditempuh
dalam proses manajemen kelas yang efektif
1.
Menentukan
Kondisi Kelas Yang Diinginkan
Langkah
pertama dalam proses manajemen kelas yang efektif adalah menentukan kondisi
kelas yang ideal. Guru perlu mengetahui dengan jelas dan mendalam tentang
kondisi-kondisi yang menurut penelitiannya akan memungkinkan mengajar secara
efektif.
Di
samping itu guru hendaknya menyadari perlunya terus menerus menilai manfaat
pemahamannya dan mengubahnya apabila keadaan sesuai adalah:
a. Guru tidak memandang kelas semata-mata hanya
sebagai reaksi atas masalah yang timbul.
b. Guru akan memilih seperangkat tujuan yang
mengarahkan upayanya dan menjadi tolak ukur penilaian atas hasil upayanya.
2.
Menganalisis
kondisi kelas yang nyata.
Setelah
menentukan kondisi kelas yang diinginkan, guru selanjutnya menganalisis keadaan
yang ada yakni membandingkan keadaan yang nyata dengan keadaan yang diharapkan
kemudian menentukan kondisi dengan keadaan yang diharapkan, dengan demikian
kondisi ini memungkinkan guru mengetahui :
a. Kesenjangan antara kondisi sekarang dengan
yang diharapkan kemudian menantikan kondisi yang perlu di perhatikan segera dan
mana yang dapat diselesaikan kemudian, dan mana yang memerlukan pemantauan.
b. Masalah yang mungkin terjadi yakni
kesenjangan yang mungkin timbul jika guru gagal mengambil tindakan pemecahan.
c. Kondisi sekarang yang perlu dipelihara dan
dipertahankan karena dianggap sudah baik.
3.
Memilih
dan menggunakan strategi pengelolaan.
Guru
yang efektif adalah guru yang menguasai berbagai strategi manajerial yang
terkandung dalam berbagai pendekatan manajemen kelas dan mampu memilih serta
menggunakan strategi yang paling sesuai dalam situasi tertentu yang telah
dianalisis sebelumnya, proses pemilihan ini dapat dianggap suatu kerja
komputer, guru memeriksa strategi-strategi yang tersimpan dalam sel-sel
komputer dan memilih strategi yang memberikan harapan untuk meningkatkan
kondisi yang dianggap sesuai.
Menilai
efektifitas pengelolaan Dalam tahap ini guru menilai efektifitas pengelolaannya
artinya dari waktu ke waktu guru harus menilai sejauh mana keberhasilan
memelihara dan menciptakan kondisi yang sesuai. Proses penilaian ini memusatkan
perhatian kepada dua perangkat perilaku. Perilaku pertama adalah perilaku guru
dalam arti sejauh mana guru telah menggunakan perilaku manajemen yang
direncanakan akan dilakukan. Perilaku kedua adalah perilaku peserta didik,
yaitu sejauh mana peserta didik berperilaku yang sesuai. Yakni apakah mereka
telah melakukan apa-apa yang diharapkan untuk dilakukan.