TUGAS MANAJEMEN KELAS DI SD
tentang
KOMPONEN KOMPONEN KETERAMPILAN
MANAJEMEN KELAS
MANAJEMEN KELAS
disusun oleh :
WIRMA ADHANI
1620152
7.4 PGSD
dosen pembimbing:
Yessi Rifmasari, M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ADZKIA PADANG
2019
KOMPONEN KOMPONEN KETERAMPILAN
MANAJEMEN KELAS
Komponen-komponen
keterampilan pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian,
yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal (bersifat preventif ) dan keterampilan yang berhubungan
dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal terdiri dari keterampilan sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan
perhatian kelompok. Keterampilan suka tanggap ini dapat dilakukan dengan cara;
memandangan secara seksama, gerak mendekati, memberi pertanyaaan , dan reaksi
terhadap gangguan dan ketakacuhan. Yang termasuk kedalam ketakacuan. Yang
termasuk kedalam keterampilan memberi perhatian adalah visual dan verbal.
Tetapi memberi tanda, penghentian jawab, pengarahan dan petunjuk yang jelas,
penghentian, penguatan, kelancaran, dan kecepatan, merupakan sub bagian dari
keterampilan pemusatan perhatian kelompok.
Masalah
modifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan masalah kelompok, dan menemukan
serta memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah, adalah tiga buah
strategi yang termasuk kedalam ruang lingkup keterampilan yang berhubungan
dengan pengembangan kondisi belajar yang
optimal.
Semua
kegiatan yang disebutkan diatas akan diperjelas dan diperdalam ia uraian sebagai berikut ini :
a. Keterampilan
yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal (bersifat prevetif).
Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru
dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta aktivitas-aktivitas
yang berkaitan dengan keterampilan sebagai berikut:
1. Sikap
tanggap
Seorang
guru memperlihatkan sikap positif terhadap setiap perilaku yang muncul pada
siswa dan memberikan tanggapan-tanggapanatas perilaku tersebut dengan maksud
tidak menyudutkan kondisi siswa, perasaan tertekan dan memunculkan perilaku
susulan yang kurang baik. Komponen ini ditunjukan oleh tingkah laku guru bahwa
ia hadir berasama mereka. Guru tahu kegiatan mereka, tahu ada perhatian atau
tidak ada perhatian, tahu yang mereka kerjakan. Seolah-olah mata guru ada di
belakang kepala, sehingga guru dapat menegur anak didik walaupun guru sedang menulis di papan tulis.
Sikap ini dapat dilakukan dengan cara:
a) Memandang
secara seksama Memandang secara seksama dapatmengundang dan melibatkan anak didik kontak pandang dalam pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerja sama dan menunjukan rasa persahabatan
b) Gerak mendekati Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas anak didik. Gerak mendekati hendaklah dilakukan secara wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan dan hukuman.
c) Memberi pernyataan Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan oleh anak didik sangat diperlukan, baik berupa tanggapan, komentar, ataupun yang lainnya. Akan tetapi haruslah dihindari hal-hal yang menunjukan dominasi guru, misalnya dengan komentar atau pernyataan yang mengandung ancaman seperti: “ saya tunggu sampai kalian diam!”. “saya atau kalian yang keluar?” atau “ siapa yang tidak senang dengan pelajaran saya, silakan keluar!”.
d) Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan Kelas tidak selamanya tenang. Pasti ada gangguan. Hal ini perlu guru sadari dan jangan dibiarkan. Teguran guru merupakan tanda bahwa guru ada bersama anak didik. Teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tepat pula, sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku.
2. Membagi
perhatian
Kelas
diisi oleh sejumlah orang (siswa) yang memiliki keterbatasan-keterbatasan yang
berbeda-beda yang membutuhkan bantuan dan pertolongan dari guru. perhatian guru tidak hanya
terfokus pada satu orang atau satu kelompok tertentu yang dapat menimbulkan
kecemburuan, tapi perhatian harus terbagi dengan merata kepada setiap anak yang
ada di dalam kelas juga harus mampu membagi perhatiannya kepada beberapa
kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama agar pengelolaan kelas menjadi
efektif. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan cara:
a) Visual, Guru
dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan kegiatan pertama sedemikian
rupa sehingga ia dapat melirik kegiatan kedua, tanpa kehilangan perhatian pada
kegiatan pertama. Kontak pandang ini bisa dilakukan terhadap kelompok anak
didik atau anak didik secara individual.
b) Verbal, Guru
dapat memberi komentar, penjelasan, pertanyaan dan sebagainya terhadap
aktivitas anak didik pertama sementara ia memimpin dan terlibat supervisi pada
aktivitas anak didik yang lain.
3. Pemusataan
perhatian kelompok
Munculnya
kelompok informal di kelas atau pengelompokan karena disengaja oleh guru dalam
kepentingan pembelajaran membutuhkan kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan
perilakunya, terutama ketika kelompok perhatiannya harus terpusat pada tugas
yang harus diselesaikan. Maka guru harus bisa mengambil inisiatif dan
mempertahankan perhatian anak didik dan memberitahukan (dapat dengan
tanda-tanda) bahwa ia bekerja sama dengan kelompok atau subkelompok yang
terdiri dari tiga sampai empat orang. Untuk itu ada beberapa hal yang dapat
guru lakukan, yaitu:
1) Memberi
tanda, Dalam memulai proses
belajar mengajar guru memusatkan pada perhatian kelompok terhadap suatu tugas
dengan memberi beberapa tanda, misalnya menciptakan atau membuat situasi tenang
sebelum memperkenalkan objek, pertanyaan atau topik dengan memilih anak didik
secara random untuk meresponnya.
2) Pertanggungan
jawab, Guru meminta
pertanggung jawaban anak didik atas kegiatan dan keterlibatannya dalam suatu
kegiatan. Setiap anak didik sebagai anggota kelompok harus bertanggung jawab
terhadapkegiatan sendiri, maupun kegiatan kelompoknya. Misalny, dengan meminta
kepada anak didik untuk memperagakan, melaporkan hasil dan memberikan
tanggapan.
3) Pengarahan
dan petunjuk yang jelas, Guru harus sering kali
memberi pengarahan dan petunjuk yang jelas dan singkat dalam memberikan
pelajaran kepada anak didik, sehingga tidak terjadi kebingungan pada diri anak
didik. Pengarahan dan petunjuk dapat dilakukan pada seluruh anggota kelas,
kepada kelompok kecil, ataupun kepada individu dengan bahasa dan tujuan yang
jelas.
4) Penghentian, Tidak semua gangguan
tingkah laku dapat dicegah atau berhasil dihindari. Yang diperlukan disini
adalah guru dapat menanggulangi terhadap anak didik yang nyata-nyata melanggar
dan mengganggu untuk aktiv dalam kegiatan di kelas. Bila anak didik menyela
kegiatan anak didik lain dalam kelompoknya, guru secara verbal mengomeli atau
menghentikan gangguan anak didik itu.
4. Memberikan
petunjuk-petunjuk yang jelas
Untuk
mengarahkan kelompok kedalam pusat perhatian seperti dijelaskan diatas, juga
memudahkan anak menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya maka tugas
guru adalah memaparkan setiap pelaksanaan tugas-tugas tersebut sebagai petunjuk
pelaksanaan yang harus dilaksanakan anak secara bertahap dan jelas.
5. Menegur
Permasalahan
bisa terjadi dalam hubungannya antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.
Permasalahan dalam hubungan tersebut bisa terjadi dalam konteks pembelajaran,
sehingga guru sebagai pemegang kendali kelas harus mampu memberikan teguran
yang sesuai dengan tugas dan perkembangan siswa. Sifat dari teguran bukan dari
hal yang memberikan efek penyerta yang
menimbulkan ketakutan pada siswa tapi bagaimana siswa bisa tahu dengan
kesalahan yang dilakukannya .
6. Memberi
penguatan
Penguatan
adalah upaya yang diarahkan agar prestasi yang dicapai dan perilaku-perilaku
yang baik dan dipertahankan oleh siswa atau bahkan mungkin ditingkatkan atau
dapat ditularkan kesiswa lainnya. Penguatan yang dimaksudkan dapat berupa
reward yang bersifat nonmaterial juga yang bersifat material tapi tidak
berlebihan .
b. Keterampilan
yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru
terhadap anak didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan
kegiatan remedial untuk mengembalikan kondisi belajara yang optimal. Apabila
terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang –ulang walaupun
guru telah menggunakan tingkah laku dan tanggapan yang sesuai, guru dapat
meminta bantuan kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua anak didik
untuk membantu mengatasinya.
Bukanlah kesalahan profesional guru apabila ia tidak
dapat menangani setiap masalah anak didik dalam kelas. Namun pada tingkat
tertentu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan
terhadap tingkah laku anak didik yang terus menerus menimbulkan gangguan dan
yang tidak mau terlibat dalam tugas kelas. Strategi itu adalah:
1. Memodifikasi
tingkah laku
Modifikasi
tingkah laku adalah menyesuaikan bentuk-bentuk tingkah laku kedalam tuntutan
kegiatan pembelajaran sehingga tidak muncul prototyfe pada diri anak tentang
penilaian yang kurang baik. Guru menganalisis tingkah laku anak didik yang
mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku
tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
2. Pengelolaan
kelompok
Kelompok
kecil ataupun kelompok belajar di kelas adalah merupakan bagian pencapaian
tujuan pembelajaran dan strategi yang diterapkan oleh guru. Kelompok biasa
muncul secara informal seperti teman bermain, teman seperjalanan , gender dan
lain-lain. Untuk kelancaran pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran
maka kelompok yang ada dikelas itu harus dikelola dengan baik oleh guru. Guru
dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara:
a. Memperlancar
tugas-tugas:
Mengusahakan terjadinya
kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas.
b. Memelihara
kegiatan-kegiatan kelompok: Memelihara dan memulihkan semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul.
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Permasalahan
memiliki sifat perennial (akan selalu ada) dan nurturan effect, oleh karna itu
permasalahan akan muncul didalam kelas kaitanya dengan interaksi dan akan diisi
oleh dampak pengiring yang besar bila tidak biasa di selesaikan. Guru dapat
dapat melakukan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang
muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidak patuhan
tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya. Guru harus
datang mendeteksi permasalahan yang mungkin muncul dan dengan secepatnya
mengambil langkah penyelesain sehinggaada solusi untuk masalah tersebut.
DAFTAR
RUJUKAN
Syaiful,
Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Rukmana.
2006. Pengelolaan Kelas. Bandung: Upi
Press
Sangat bermanfaat, terima kasih
BalasHapusIya, mkasih kk
HapusMaterinya sangat membantu kak
BalasHapusMkasih kk
HapusMkasih kk
BalasHapusTerimakasih kk, bermanfaat sekali
BalasHapusKarya tulisnya bagus
BalasHapusBagus materinya, makasih
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusSangat bermanfaat sekali
BalasHapusSngat brmnfaat
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapus