TUGAS MANAJEMEN KELAS DI SD
tentang
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
DIKELAS
disusun oleh :
WIRMA ADHANI
1620152
7.4 PGSD
dosen pembimbing:
Yessi Rifmasari, M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ADZKIA PADANG
2019
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
DIKELAS
A.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
banyak jenisnya, tetapi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu :
1.
faktor intern
Faktor interen adalah
faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi,
a.
Faktor jasmani
Proses seorang siswa akan
terganggu jika kesehatan siswa tersebut terganggu selain itu juga ia akan cepat
lelah kurang bersemangat dan lain-lain, demikian juga apabila ia cacat tubuh.
b.
Faktor psikologis
1)
Intelegensi
Dalam
situasi yang sama, siswa mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih
berhasil kendatipun begitu, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang
tinggi belum tentu berhasil dalam belajar. Hal ini disebabkan belajar adalah
suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Siswa
yang memiliki tingkat intelegensi normal dapat berhasil dengan baik dalam
belajar jika kondisi yang diciptakan mendukung terjadi pembelajaran yang
efektif dan efisien.
2)
Perhatian
Untuk
menjamin hasil belajar yang baik. Siswa harus mempunyai perhatian yang penuh
terhadap bahan yang dipelajarinya. Untuk tumbuh perhatian maka bahan pelajaran
itu harus baik.
3)
Minat
Minat
besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Bila pelajaran tidak sesuai dengan
minat siswa, maka siswa tidak dapat belajar dengan sebaik-baiknya minat anak
dapat ditumbuhkan dengan berbagai macam cara yaitu dengan memvariasikan media
pembelajaran. Mengembangkan metode pembelajaran, menjelaskan hal-hal yang
menarik dan berguna bagi kehidupan dan lain-lain
4)
Bakat
Jika
bahan pelajaran yang dipelajari oleh siswa berbakat maka pelajaran itu akan
cepat dikuasai, sehingga hasil pelajaran nya pun akan baik, lain terhadap anak
yang kurang berbakat, guru harus bersabar dan telaten melayani mereka yaitu
dengan sering mengulangi/menjelaskan bahan, akhirnya siswa/I itu diharapkan
akan dengan menguasai bahan yang diajarkan
5)
Motif
Proses
belajar mengajar harus memperhatikan motif belajar siswa atau faktor-faktor
yang mendorong belajar siswa maka dengan guru dapat mengajak para siswa untuk
berfikir dan memusatkan perhatian terhadap pembelajaran dan merencanakan
melaksanakan kegiatan yang berhubungan serta menunjang belajar
6)
Kematangan
Kematangan
adalah fase pertumbuhan sekarang. Kematangan belum berarti siswa dapat melaksanakan
kegiatan secara terus menerus agar kematangan itu dapat dikembangkan pada diri
siswa maka perlu di ciptakan suatu kondisi yang memungkinkan kematangan itu
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan cara memberikan latihan ynag terus
menerus dan konsisten, pemberian tugs yang bertingkat dan berkesinambungan dari
sederhana ke kompleks
c.
Faktor Kelelahan
Kelelahan
baik jasmani maupun rohani dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Oleh
karena itu guru harus memberikan pengertian kepada siswa agar menghindari
terjadinya kelelahan dalam belajar dengan cara para siswa diberi penjelasan
agar mereka mengusahakan tidur dan istirahat yang cukup dan teratur,
mengusahakan variasi dalam belajar. Oleh raga yang cukup
2.
faktor eksternal
Faktor ekstern adalah faktor
yang ada di luar individu,
a.
faktor keluarga
Para siswa yang sedang
belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa
1)
Cara orang tua mendidik
sikap dan perhatian orang tua
2)
Berhubungan antar keluarga
3)
Suasana rumah
4)
Keadaan ekonomi
5)
Latar belakang kebudayaan
orang tua
b.
Faktor sekolah
Yang mempengaruhi, belajar
meliputi hal-hal yang berkaitan dengan metode mengajar, kurikulum, hubungan
guru dengan siswa, siswa dengan siswa, disiplin sekolah, peralatan, waktu
sekolah, metode pembelajaran, tugas sekolah.
c.
Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor
ekstern yang juga berpengaruh terhadap perkembangan pribadi siswa yang pada
akhirnya mempengaruhi terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Pengaruh itu
terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor ini banyak kaitan
dengan
1)
Kegiatan siswa dalam
masyarakat
2)
Media yang beredar dalam
masyarakat
3)
Pengaruh teman bergaul
4)
Pola hidup masyarakat
B.
Mengatur kondisi kelas dan iklim belajar
siswa
a.
Kondisi Fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh
penting terhadap hasil belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan
memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan
mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran
Guru
sebagai seorang pengajar/pendidik harus dapat menciptakan lingkungan kelas yang
membantu perkembangan pendidikan para peserta didik. Melalui teknik motivasi
yang akurat, guru dapat memberikan kontribusi iklim kelas yang sehat, kondisi
dan lingkungan hendaknya menjadi perhatian dan kepedulian guru agar siswa dapat
belajar secara optimal. Kondisi dan lingkungan yang perlu menjadi perhatian
dalam menunjang terciptanya pembelajaran sebagai berikut :
a)
Ruang tempat berlangsungnya
pembelajaran
Ruang
tempat belajar harus memungkinkan para peserta didik dapat bergerak leluasa
tidak berdesak-desakan sehingga tidak saling menggangu satu sama lainnya pada
saat terjadi aktivitas pembelajaran
Besarnya ruang kelas sangat
tergantung pada berbagai hal antara lain.
1.
Jenis kegiatan (kegiatan
pertemuan tatap muka klasikal dalam kelas atau bekerja dengan praktikum)
2.
Jumlah siswa yang melakukan
kegiatan
Jika
ruangan yang dipakai teratur mempergunakan hiasan, pakailah hiasan yang
mempunyai nilai pendidikan dapat secara langsung memberi daya terapi bagi
anak-anak pelanggar disiplin
b)
Pengaturan tempat duduk
Dalam
mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka
dengan posisi it, guru sekaligus dapat mengontrol tingkah laku para peserta
didiknya pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran pengaturan proses
pembelajaran. Beberapa kemungkinan dalam pengaturan tempat duduk seperti
dibawah ini.
1.
Pola deret atau berbaris,
berjajar
Pengaturan
seperti ini adalah pengaturan yang sangat populer pada umumnya tempat duduk
siswa diatur menurut tinggi pendeknya siswa pada situasi tertentu misalnya,
jika ada siswa yang tidak dapat melihat jarak atau pendengaran yang agak kurang
atau banyak berbuat gaduh maka orang yang seperti ini didudukkan di deretan
depan, tanpa menghiraukan tinggi rendahnya siswa
2.
Pola susunan kelompok
Cara
ini memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah antara satu dengan yang
lainnya dan dapat berpindah dari satu kelompok lain secara bebas. Pola ini
memudahkan siswa untuk bekerja sama dan saling menolong satu sama lain.
3.
Pola formasi tepal kuda
Pola
ini menempatkan posisi guru berada ditentang-tengah para siswa. Pola ini di
pakai jika banyak memerlukan diskusi antar siswa atau dengan guru. Pengaturan
seperti ini memberi kemudahan kepada para siswa untuk saling berkomunikasi dan
berkonsultasi.
4.
Pola lingkaran atau persegi
Pola
pengaturan seperti ini baik juga untuk mengajar yang disajikan dengan metode
diskusi. Otoritas guru sama sekali tidak berpusat dan kepemimpinan formal tidak
berperan sama sekali
c)
Ventilasi dan pengaturan
cahaya
Suhu,
ventilasi dan penerangan (kendatipun guru sulit mengaturnya tapi sudah tersedia
) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman, oleh
karena itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
C. Kondisi Yang Mempengaruhi Penciptaan Iklim Kelas
1.
Kondisi Sosio-Emosional
Kondisi sosio emosional dalam kelas akan
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar,
kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi
sosio-emosional tersebut meliputi :
a.
Tipe kepemimpinan
Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan
mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Apakah guru melaksanakan
kepemimpinannya secara demokratis, laisez faire atau demokratis.Kesemuanya itu
memberikan dampak kepada peserta didik.Tipe kepemimpinan guru, artinya adalah
fungsi yang melakat pada guru ketika berada dalam kelas. Gaya apa yang muncul
ketika guru melaksanakan peran sebagai pemimpin dalam pembelajaran di kelas.
Apakah gaya otoriter segala sesuatunya diatur dan diarahkan oleh sendiri dan
siswa tidak diberikan kesempatan untuk terlibat didalamnya, atau gaya demokrasi
dimana terjadi proses timbal balik antara guru dan murid sesuai dengan
peranannya masing-masing.
b.
Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang
melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan
suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki. Kalaupun guru
terpaksa membenci, bencilah tingkah lakunya bukan membenci siswanya. Terimalah
siswa dengan hangat sehingga ia insyaf akan kesalahannya. Berlakulah adil dalam
bertindak. Ciptakan satu kondisi yang menyebabkan siswa sadar akan kesalahannya
sehingga ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya. sikap yang diperlihatkan
oleh guru di depan kelas atau di luar kelas yang akan mempengaruhi mood anak,
apakah anak merasa tertarik dengan sikap guru atau malah tidak tertarik. Sikap
yang baik sebagai seorang guru, bapak/ibu, kakak, orang dewasa yang memberikan
bimbingan tentunya adalah hal yang paling baik diperlihatkan
c.
Suara guru
Suara guru, walaupun bukan faktor yang besar,
turut mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Suara yang melengking tinggi
atau senantiasa tinggi atau malah terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh
siswa akan mengakibatkan suasana gaduh, bisa jadi membosankan sehingga
pelajaran cenderung tidak diperhatikan. Suara hendaknya relatif rendah tetapi
cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks cenderung
akan mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran, dan tekanan suara hendaknya
bervariasi agar tidak membosankan siswa.
d.
Pembinaan hubungan baik (raport)
Pembinaan hubungan baik (raport) antara guru
dan siswa dalam masalah pengelolaan kelas adalah hal yang sangat penting.Dengan
terciptanya hubungan baik guru-siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira,
penuh gairah dan semangat, bersikap optimistik, relaistik dalam kegiatan
belajar yang sedang dilakukannya serta terbuka terhadap hal-hal yang ada pada
dirinya. Pembinaan hubungan baik, hubungan antara guru dengan murid harus dibangun
berdasarkan fungsi masing-masing dalam konteks belajar mengajar dikelas, akan
tetapi apabila memungkinkan dapat juga dibangun sifat-sifat kekeluargaan dan
keakraban yang menyebabkan siswa merasa nyaman dan aman berhubungan seperti
dengan ibu dan bapaknya dirumah.
e.
Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin yang secara organisasional
dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah
pengelolaan kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah diatur secara jelas dan
telah dikomunikasikan kepada semua siswa secara terbuka sehingga jelas pula
bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang
baik. Di samping itu mereka akan terbiasa bertingkah laku secara teratur dan
penuh disiplin pada semua kegiatan yang bersifat rutin itu. Kegiatan rutinitas
tersebut anatar lain:
a)
Pergantian pelajaran, ketika terjadi penggantian dalam pelajaran harus
disikapi oleh guru karena dalam proses ini ada jeda (kekosongan) yang
memungkinkan terjadinya interaksi yang tidak diharapkan dari siswa dengan siswa
lainnya. Perlu disikapi dengan arif bahwa ketika mengahiri pelajaran guru tidak
terlalu cepat karena guru selanjutnya apakah sudah tiba dan apabila belum maka
masa jeda itu terlalu lama.
b)
Guru berhalangan hadir, guru yang berhalangan hadir akan menyebabkan
terjadinya kekosongan dalam proses belajar mengajar. Untuk menghindari
terjadinya keributan atau perilaku-perilaku yang tidak diharapkan dari siswa
seperti berlarian kesanaha kemari menggangu kelas lain, dan menimbulkan
kerusakan pada fasilitaskelas, maka guru piket harus paham apa yang terjadi dan
mempersiapkan diri untuk menutup ketidakhadiran tersebut.
c)
Masalah antar siswa, masalah antar siswa biasanya terjadi karena kondisi
emosional yang tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh guru. Guru
harus memahami karakteristik dan potensi guru sehingga dapat dipahami
keseluruhan perilaku masing-masing dan menekan munculnya konflik diantaranya.
d)
Upacara bendera, pada saat upacara bendera siswa harus diorganisasikan
berdasarkan tingkatan kelas sehingga mereka dapat tertib mengikuti kegiatan
upacara bendera.
e) Kegiatan lain ; kesehatan dan kehadiran
siswa, penyampaian informasi dari sekolah kepada guru dan siswa, peraturan
sekolah yang baru, kegiatan rekreasi dan social.
Lingkungan sistem
pembelajaran meliputi berbagai hal yang dapat memperlancar proses belajar
mengajar dikelas seperti: Kompetensi dan kreativitas guru dalam mengembangkan
materi pembelajaran, penggunaan metode dan strategi belajar yang bervariasi,
pengaturan waktu dalam proses belajar mengajar dan pengunaan media dan sumber
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta penentuan evaluasi
untuk mengukur hasil belajar siswa. Keselurahan aspek yang dijelaskan di atas
didesain sedemikian rupa dalam proses pembelajaran.
Yang menjadi penekanan
dalam penciptaan atmosfir belajar yang kondusif adalah penciptaan suasana
pembelajaran yang (1) menyenangkan, (2) mengasyikkan, (3) mencerdaskan, dan (4)
menguatkan sebagai berikut :
1. Menyenangkan dan
mengasyikkan
Menyenangkan dan
mengasyikkan terkait dengan aspek afektif perasaan. Guru harus berani mengubah
iklim dari suka ke bisa. Guru hendaknya dapat mengundang dan mencelupkan siswa
pada suatu kondisi pembelajaran yang disukai dan menantang siswa untuk
berkreasi secara aktif. Rancangan pembelajaran terpadu dengan materi
pembelajaran yang kontekstual harus dikembangkan secara terus menerus dengan
baik oleh guru. Untuk keperluan itu guru-guru dilatih:
a. bersikap ramah
b. membiasakan diri
selalu tersenyum
c. berkomunikasi dengan
santun dan patut
d. adil terhadap semua
siswa
e. senantiasa sabar
menghadapi berbagai ulah dan perilaku siswanya.
f. menciptakan kegiatan
belajar yang kreatif melalui tema-tema yang menarik yang dekat dengan kehidupan
siswa.
2. Mencerdaskan dan
menguatkan
Mencerdaskan bukan hanya
terkait dengan aspek kognitif, melainkan juga dengan kecerdasan majemuk
(multiple intelligence). Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana guru dapat
mengalirkan pendidikan normatif ke dalam mata pelajaran sehingga menjadi
adaptif dalam keseharian anak. Inilah yang merupakan tujuan utama dari fundamen
pendidikan kecakapan hidup (life skill). Oleh karena itu, guru dilatih:
a. Memilih tema-tema
yang dapat mengajak anak bukan hanya sekedar berpikir, melainkan juga dapat
merasa dan bertindak untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.
b. Teknik-teknik
penciptaan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran, karena jika anak
senang dan asyik, tentu saja bukan hanya kecerdasan yang diperoleh, melainkan
juga mekarnya “kepribadian anak” yang menguatkan mereka sebagai pembelajar.
c. Memberikan pemahaman
yang cukup akan pentingnya memberikan keleluasaan bagi siswa dalam proses
pembelajaran.
d. Jangan terlalu banyak
aturan yang dibuat oleh guru dan harus ditaati oleh anak akan menyebabkan
anak-anak selalu diliputi rasa takut dan sekaligus diselimuti rasa bersalah.
Beberapa praktik
penciptaan atmosfir belajar yang baik (good practice) dikemukakan berikut ini.
a. Sebelum memulai
pelajaran, dengan sikap yang ramah dan penuh senyuman guru menyapa beberapa
orang siswa dan menanyakan mengenai keadaan dan kesiapan masing-masing siswa
untuk belajar. Bahkan ada guru yang membuka pelajaran diawali dengan nyanyian
pendek dan selanjutnya menugaskan seseorang siswa melanjutkan lagu tersebut.
b. Di awal pelajaran,
guru membiasakan siswa untuk berdoa secara bersama agar Tuhan senantiasa
memberikan kesehatan dan kemudahan dalam memahami pelajaran. Selanjutnya, guru
juga tidak lupa memberikan pencerahan-pencerahan rohani kepada para siswa agar
mereka senantiasa saling menghormati dan menghargai, kejujuran dan tanggung
jawab bagi setiap tugas yang diberikan.
c. Selama proses
pembelajaran berlangsung, guru senantiasa mengembangkan bentuk komunikasi yang
efektif, agar siswa dapat bertanya atau mengemukakan pendapat dalam suasana
yang menyenangkan dan merasa tidak tertekan, tidak takut atau merasa bersalah.
3.Kondisi
Sosio-Emosional
Kondisi sosio emosional
dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar
mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran.
Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi :
a. Tipe kepemimpinan
Peranan guru dan tipe
kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Apakah guru
melaksanakan kepemimpinannya secara demokratis, laisez faire atau demokratis.
Kesemuanya itu memberikan dampak kepada peserta didik. Tipe kepemimpinan guru,
artinya adalah fungsi yang melakat pada guru ketika berada dalam kelas. Gaya
apa yang muncul ketika guru melaksanakan peran sebagai pemimpin dalam
pembelajaran di kelas. Apakah gaya otoriter segala sesuatunya diatur dan
diarahkan oleh sendiri dan siswa tidak diberikan kesempatan untuk terlibat
didalamnya, atau gaya demokrasi dimana terjadi proses timbal balik antara guru
dan murid sesuai dengan peranannya masing-masing.
b. Sikap guru
Sikap guru dalam
menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan
tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat
diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah lakunya bukan
membenci siswanya. Terimalah siswa dengan hangat sehingga ia insyaf akan
kesalahannya. Berlakulah adil dalam bertindak. Ciptakan satu kondisi yang
menyebabkan siswa sadar akan kesalahannya sehingga ada dorongan untuk
memperbaiki kesalahannya. sikap yang diperlihatkan oleh guru di depan kelas
atau di luar kelas yang akan mempengaruhi mood anak, apakah anak merasa
tertarik dengan sikap guru atau malah tidak tertarik. Sikap yang baik sebagai
seorang guru, bapak/ibu, kakak, orang dewasa yang memberikan bimbingan tentunya
adalah hal yang paling baik diperlihatkan
c. Suara guru
Suara guru, walaupun
bukan faktor yang besar, turut mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.
Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau malah terlalu rendah
sehingga tidak terdengar oleh siswa akan mengakibatkan suasana gaduh, bisa jadi
membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak diperhatikan. Suara hendaknya
relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan
kedengarannya rileks cenderung akan mendorong siswa untuk memperhatikan
pelajaran, dan tekanan suara hendaknya bervariasi agar tidak membosankan siswa.
d. Pembinaan hubungan
baik (raport)
Pembinaan hubungan baik
(raport) antara guru dan siswa dalam masalah pengelolaan kelas adalah hal yang
sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik guru-siswa, diharapkan siswa
senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistik, relaistik
dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya serta terbuka terhadap hal-hal
yang ada pada dirinya. Pembinaan hubungan baik, hubungan antara guru dengan
murid harus dibangun berdasarkan fungsi masing-masing dalam konteks belajar
mengajar dikelas, akan tetapi apabila memungkinkan dapat juga dibangun
sifat-sifat kekeluargaan dan keakraban yang menyebabkan siswa merasa nyaman dan
aman berhubungan seperti dengan ibu dan bapaknya dirumah.
e. Kondisi
Organisasional
Kegiatan rutin yang
secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan
dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah
diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua siswa secara terbuka
sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap
siswa kebiasaan yang baik.
DAFTAR RUJUKAN
Depdikbud.
2000. Pengelolaan Kelas. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Dirjen
PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 2006. Pengelolaan
Kelas di Sekolah Dasar. Seri Peningkatan Mutu 2. Jakarta: Depdagri dan
Depdikbud.
Dirjen
PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 2008. Pengelolaan
Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdagri dan Depdikbud.
Sangat bermanfaat, terimakasih
BalasHapusSangat bermanfaat, terima kasih
BalasHapusMembantu sekali
BalasHapusTerimakasih kak, bermanfaat sekali
BalasHapusBagus
BalasHapusTerima kasih materinya..
BalasHapusMakasih materinya
BalasHapusSngat brnfaat
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapus