TUGAS 8 MANAJEMEN KELAS
TUGAS MANAJEMEN KELAS DI SD
tentang
MASALAH DALAM KELAS DAN UPAYA
PEMECAHANNYA
disusun oleh :
WIRMA ADHANI
1620152
7.4 PGSD
dosen pembimbing:
Yessi Rifmasari, M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ADZKIA PADANG
2019
MASALAH DALAM KELAS DAN UPAYA
PEMECAHANNYA
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Kegiatan
seorang guru di dalam kelas yaitu, mengajar dan mengelola kelas. Dimanatujuan
dari mengajar yaitu mentransfer ilmu yang dimiliki oleh seorang guru kepada
pesertadidik agar mempunyai ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
bekal mereka
ketika berbaur dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana pendapat beberapa ahli yang
dikutip oleh Asep Jihad dan Abdul Haris dalam bukunya “ Evaluasi
Pembelajaran” seperti: Howard menyatakan bahwa mengajar adalah suatu
aktivitas membimbing ataumenolong seseorang mendapatkan, mengubah, atau
mengembangkan keterampilan, sikap(attitude), cita-cita (ideals), pengetahuan (knowledge),
dan penghargaan ( appreciation). (Slameteo, 2003).Begitu juga dengan De
Queliy berpendapat bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada
seseorang dengan cara yang paling cepat dan tepat.
Sedangkan
tujuan mengelola kelas menurut Sudirman adalah penyediaan fasilitas kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, danilntelektual
dalam kelas. Fasilitas yang demikian itu, memungkinkan siswa untuk belajar
dan bekerja, terciptanya suasan sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. (Sudirman,1991:311).Menurut
Suharsimi Arikunto (1988:68) berpendapat bahwa tujuan
pengelolaan kelasadalah agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan
tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.Dari
kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengelolaan
kelasadalah untuk meningkatkan mutu belajar siswa melalui terciptanya suasana
belajar yangnyaman dan kondusif dan timbulnya motivasi siswa untuk disiplin dan
semangat dalam belajar agar KBM pun berjalan efektif dan efisien.Dalam
pengelolaan kelas ini, merupakan suatu rangkaian kegiatan guru yang
sangat penting. Disini guru dituntut untuk
benar-benar pandai dan terampil untuk
menciptakan danmengelola suatu kondisi pembelajaran yang kondusif dan
menarik. Suatu kondisi belajaryang kondusif dan menarik, dapat tercapai apabila
guru mampu mengontrol tingkah laku Asep Jihad dan Abdul Haris (2012). Evaluasi
Pembelajaran siswa, penyediaan fasilitas belajar, membangun hubungan
interpersonal yang baik danmenciptakan iklim sosio-emosional kelas
yang positif.
Suasana
sekolah pada umumnya dan suasana kelas pada khususnya merupakan modal penting
bagi jernihnya pikiran untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu keadaaan yang menyenangkan demi meningkatkan motivasi siswa untuk
mengikuti kegiatan pelajaran, untuk mengatasinya dibutuhkan manajemen kelas
yaitu penanganan yang baik agar dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
dengan lancar dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Kelas merupakan
suatu tempat anak belajar untuk mendapatkan ilmu, berinteraksi dengan teman
serta pembentukan pribadi yang baik. Kegiatan belajar siswa yang berada di
sekolah diharapkan harus intens untuk berada di kelas. Dalam lingkup kelas
terdiri dari siswa yang dapat ditinjau dari cara belajar mereka, karakter
siswa, hubungan sosial, kedisiplinan, tanggung jawab dalam proses belajar
mengajar.
Guru
sebagai pengelola kelas, dalam perannya, guru hendaknya mampu mengelola kelas
karena kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari
lingkungan sekolah yang perlu di organisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi
agar kegiatan - kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Salah
satu manajemen kelas yang baik ialah menyediakan kesempatan bagi siswa untuk
sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya kepada 2 guru sehingga mereka
mampu membimbing kegiatannya sendiri, sebagai manajer, guru hendaknya mampu
memimpin kegiatan belajar yang efektif serta efisien dengan hasil optimal.
Menurut Popi Sopiatin (2010: 48).
Ada
beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian dalam upaya menciptakan manajemen
kelas yang efektif adalah sebagai berikut:
1. Memulai
pelajaran tepat waktu
2. Menata
Tempat duduk yang tepat dengan cara menyelaraskan antara format dan jam
pelajaran
3. Mengatasi
gangguan dari luar
4. Menetapkan
aturan dan prosedur dengan jelas dan dapat di laksanakan dengan konsisten
5. Peralihan
yang mulus antar segmen pelajaran
6. Siswa
yang berbicara pada saat proses belajar mengajar berlangsung
7. Pemberian
pekerjaan rumah
8. Mempertahankan
momentum selama pelajaran
9. Downtime,
kelebihan waktu yang dimiliki oleh siswa pada saat melakukan tugas - tugas dalam
proses belajar mengajar.
10. Mengakhiri
pelajaran Suasana kelas yang kondusif dapat menghasilkan pembelajaran yang
sebaik mungkin.
Hasil
belajar yang baik akan membantu mengembangkan motivasi belajar. Keadaan
motivasi belajar yang baik mendorong siswa untuk menerima pelajaran dengan
baik, selain itu dapat mengembangkan 3 inisiatif (belajar sendiri). Mengajar
merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup
berat. Dalam upaya menciptakan manajemen kelas yang efektif tidak terlepas dari
bagaimana seorang guru mengelola perilaku siswa dalam proses belajar mengajar,
tidak dapat di pungkiri bahwa dalam suatu kelas terdapat beberapa karakter dan
kecerdasan siswa yang berbeda, dengan terdapatnya perbedaan - perbedaan
tersebut maka akan berpengaruh kepada proses belajar mengajar di dalam kelas.
Manajemen kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri namun terkait dengan
beberapa faktor. Permasalahan siswa merupakan masalah yang terkait langsung.
Dalam
hal ini, karena manajemen kelas yang dilakukan guru tidak lain untuk
meningkatkan semangat belajar siswa. Keakraban guru dengan siswa, tingginya
kerja sama tercipta dalam bentuk interaksi. Adanya interaksi itu tentu saja
bergantung pada pendekatan yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya.
Pendekatan bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu memberikan perhatian,
ancaman maupun kebebasan dll. Hal itu bisa dilakukan selama pelajaran berlangsung
agar kondisi kelas yang tenang dapat diciptakan. Selain pendekatan yang harus
dilakukan oleh guru dalam menjaga kondisi kelas agar tetap optimal juga
diperlukan adanya ketrampilan-keterampilan dalam mengelolanya dan
prinsip-prinsip manajemen yang harus dipahami oleh setiap guru yang
bersangkutan. Kemampuan dalam mengelola perilaku siswa merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk 4 dimiliki oleh seorang guru karena terdapat hubungan yang
erat antara prestasi belajar siswa dengan perilakunya di sekolah prestasi yang
rendah sering menimbulkan perilaku buruk karena siswa merasa kecewa dengan
sekolahnya. Proses belajar mengajar erat sekali kaitannya dengan lingkungan
atau suasana dimana proses itu berlangsung. Meskipun prestasi belajar juga
dipengaruhi oleh banyak aspek seperti gaya belajar, fasilitas yang tersedia,
pengaruh iklim kelas masih sangat penting.
Hal
ini beralasan karena ketika para peserta didik belajar di ruangan kelas,
lingkungan kelas, baik itu lingkungan fisik maupun non fisik kemungkinan mendukung
mereka atau bahkan malah menganggu mereka. Lingkungan fisik kelas sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Lingkungan kelas yang kondusif,
nyaman, menyenangkan, dan bersih berperan penting dalam menunjang keefektifan
belajar. Lingkungan juga akan mempengaruhi mental siswa secara psikologis dalam
menerima informasi dari guru di dalam kelas. Bahkan, dengan menggunakan
strategi dan metode tertentu siswa dapat menerima stimulus dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar kelas untuk membantu siswa mengejar prestasinya.
Banyak
hal yang dapat dilakukan dalam sebuah kelas untuk memberikan kenyamanan kepada
siswa, penyusunan meja dan kursi yang memungkinkan siswa dapat menerima akses
informasi dengan baik dan merata, memberikan aroma tertentu yang membangkitkan
semangat dan 5 motivasi, menata bunga dan berbagai tumbuhan yang akan
memberikan kesegaran, memilih warna cat dinding yang sesuai dengan kebutuhan
untuk sebuah ruang kelas, memasang poster-poster yang berisikan kalimat-kalimat
afirmasi yang memungkinkan siswa termotivasi untuk menjadi seseorang yang
berprestasi di kelasnya.
Beberapa
hal pengaruh lingkungan fisik kelas terhadap hasil belajar yaitu sebagai
berikut:
1) pengaturan
ruangan, kursi dan meja
2) pemasangan
poster ikon
3) pemasangan
poster afirmasi
4) pemberian
dan penataan bunga di kelas. (Darmasyah, 2010: 34).
Lingkungan
kelas memberikan dampak yang cukup baik terhadap hasil belajar. Karena itu,
faktor-faktor yang mendukung terciptanya kondisi fisik yang kondusif terhadap
pelaksanaan pembelajaran perlu mendapat perhatian serius, terutama bagi para
guru yang terlibat langsung.
B. KEBIJAKAN PENANGANAN MASALAH DALAM KELAS
Belajar
adalah salah satu aktifitas siswa yang terjadi di dalam lingkungan belajar.
Belajar di peroleh melalui lembaga pendidikan formal dan non formal. Salah satu
lembaga pendidikan formal yg umum di indonesia yaitu sekolah dimana di dalamnya
terjadi kegiatan belajar dan mengajar yang melibatkan interaksi antara guru dan
siswa. Kegiatan belajar mengajar tersebut terjadi di dalam kelas. Tujuan
belajar siswa sendiri adalah untuk mencapai atau memperoleh pengetahuan yang
tercantum melalui hasil belajar yang optimal sesuai dengan kecerdasan
intelektual.
Kegiatan
guru didalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas.
Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai
tujuan-tujuan seperti menelaah kebutuhan-kebutuhan siswa, menyusun rencana
pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan
kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar.
Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana
(kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan
efisien.
Guru-guru
harus mampu membedakan kedua permasalahan itu dan menemukan pemecahannya secara
tepat. Amat sering terjadi guru-guru menangani masalah yang bersifat pengajaran
dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan dan sebaliknya. Misalnya, seorang guru berusaha membuat
penyajian pelajaran lebih menarik agar siswa yang sering tidak masuk menjadi
lebih tertarik untuk menghadiri pelajaran itu, padahal siswa tersebut tidak
senang berada di kelas itu karena dia merasa tidak diterima oleh
kawan-kawannya. Pemecahan seperti ini tentu saja tidak tepat. “Membuat
pelajaran lebih menarik” adalah permasalahan pengajaran, sedangkan “diterima
atau tidak diterima oleh kawan” adalah permasalahan pengelolaan
Untuk
dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus mampu sebagai berikut
:
a. Mengenali
secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat
perorangan maupun kelompok
b. Memahami
pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah tertentu.
c. Memilih
dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang
dimaksud.
Macam
macam masalah lain dalam manajemen kelas adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan
Mengajar dan Mengelola Kelas
Kegiatan
guru didalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas.
Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana
(kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan
efisien.
Dalam
kenyataan sehari-hari kedua jenis kegiatan itu menyatu dalam kegiatan atau
tingkah laku guru sehingga sukar dibedakan. Namun demikian, pembedaan seperti
itu amat perlu, terutama apabila kita ingin menanggulangi secara tepat
permasalahan yang berkaitan dengan kelas.
2. Masalah
Pengajaran dan Masalah Pengelolaan Kelas
Ada
dua masalah yang ada di kelas, yaitu masalah pengajaran dan masalah pengelolaan
kelas. Masalah pengajaran harus ditangani dengan pemecahan yang bersifat
pengajaran dan masalah pengelolaan harus ditangani dengan pemecahan yang
bersifat pengelolaan.
Solusi
untuk dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru
harus mampu:
a) Mengenali
secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat
perorangan maupun kelompok;
b) Memahami
pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah tertentu.
c) Memilih
dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang
dimaksud.
C.
MACAM MACAM PERMASALAHN DALAM MANAJEMEN KELAS
Ada
dua macam masalah pengelolaan kelas, yaitu yang bersifat perorangan atau
individual dan yang bersifat kelompok. Disadari bahwa masalah perorangan atau
individual dan masalah kelompok seringkali menyatu dan amat sukar dipisahkan
yang satu dari yang lain. Masalah pengelolaan kelas tersebut, yaitu :
1. Masalah
Individual
Penggolongan
masalah individual ini didasarkan atas anggapan dasar bahwa tingkah laku
manusia itu mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu memiliki
kebutuhan dasar untuk memiliki dan untuk merasa dirinya berguna. Jika seorang
individu gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga maka dia
akan bertingkah laku menyimpang. Ada empat jenis penyimpangan tingkah laku,
yaitu tingkah laku menarik perhatian orang lain, mencari kekuasaan, menuntut
balas dan memperlihatkan ketidakmampuan. Keempat tingkah laku ini diurutkan
makin lama makin berat. Misalnya, seorang anak yang gagal menarik perhatian
orang lain boleh jadi menjadi anak yang mengejar kekuasaan.
a) Attention
getting behaviors (pola perilaku mencari perhatian).
Seorang
siswa yang gagal menemukan kedudukan dirinya secara wajar dalam suasana
hubungan sosial yang saling menerima biasanya (secara aktif ataupun pasif)
bertingkah laku mencari perhatian orang lain. Tingkah laku destruktif pencari
perhatian yang aktif dapat dijumpai pada anak-anak yang suka pamer,
melawak(memperolok), membuat onar, memperlihatkan kenakalan, terus menerus
bertanya; singkatnya, tukang rewel. Tingkah laku destruktif pencari perhatian
yang pasif dapat dijumpai pada anak-anak yang malas atau anak-anak yang terus
meminta bantuan orang lain.
b) Power
seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan kekuatan/kekuasaan)
Tingkah
laku mencari kekuasaan sama dengan perhatian yang destruktif, tetapi lebih
mendalam. Pencari kekuasaan yang aktif suka mendekat, berbohong, menampilkan
adanya pertentangan pendapat, tidak mau melakukan yang diperintahkan orang lain
dan menunjukkan sikap tidak patuh secara terbuka. Pencari kekuasaan yang pasif
tampak pada anak-anak yang amat menonjolkan kemalasannya sehingga tidak
melakukan apa-apa sama sekali. Anak-anak ini amat pelupa, keras kepala, dan
secara pasif memperlihatkan ketidakpatuhan.
c) Revenge
seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan balas dendam).
Siswa
yang menuntut balas mengalami frustasi yang amat dalam dan tidak menyadari
bahwa dia sebenarnya mencari sukses dengan jalan menyakiti orang lain.
Keganasan, penyerangan secara fisik (mencakar, menggigit, menendang) terhadap
sesama siswa, petugas atau pengusaha, ataupun terhadap binatang sering
dilakukan anak-anak ini. Anak-anak seperti ini akan merasa sakit kalau
dikalahkan, dan mereka bukan pemain-pemain yang baik (misalnya dalam
pertandingan). Anak-anak yang suka menuntut balas ini biasanya lebih suka
bertindak secara aktif daripada pasif. Anak-anak penuntut balas yang aktif
sering dikenal sebagai anak-anak yang ganas dan kejam, sedang yang pasif
dikenal sebagai anak-anak pencemberut dan tidak patuh (suka menetang).
d) Helplessness
(peragaan ketidakmampuan).
Siswa
yang memperlihatkan ketidakmampuan pada dasarnya merasa amat tidak mampu
berusaha mencari sesuatu yang dikehendakinya (yaitu rasa memiliki) yang
bersikap menyerah terhadap tantangan yang menghadangnya; bahkan siswa ini
menganggap bahwa yang ada dihadapannya hanyalah kegagalan yang terus menerus.
Perasaan tanpa harapan dan tidak tertolong lagi ini biasanya diikuti dengan
tingkah laku mengundurkan atau memencilkan diri. Sikap yang memperlihatkan
ketidakmampuan ini selalu berbentuk pasif.
2. Masalah
Kelompok
Dikenal
adanya tujuh masalah kelompok dalam kaitannya dengan pengelolaan kelasadalah
sebagai berikut :
a) Kurangnya
kekompakan
Kurangnya
kekompakan kelompok ditandai dengan adanya kekurang-cocokkan (konflik) diantara
para anggota kelompok. Konflik antara siswa-siswa dari kelompok yang berjenis
kelamin atau bersuku berbeda termasuk kedalam kategori kekurang-kompakan ini.
Dapat dibayangkan bahwa kelas yang siswa-siswa tidak kompak akan beriklim tidak
sehat yang diwarnai oleh adanya konflik, ketegangan dan kekerasan. Siswa-siswa
di kelas seperti ini akan merasa tidak senang dengan kelompok kelasnya sehingga
mereka tidak merasa tertarik dengan kelas yang mereka duduki itu. Para siswa
tidak saling bantu membantu.
b) Kekurangmampuan
mengikuti peraturan kelompok
Jika
suasana kelas menunjukkan bahwa siswa-siswa tidak mematuhi aturan-aturan kelas
yang telah ditetapkan, maka masalah yang kedua muncul, yaitu kekurang-mampuan
mengikuti peraturan kelompok. Contoh-contoh masalah ini ialah berisik;
bertingkah laku mengganggu padahal pada waktu itu semua siswa diminta tenang;
berbicara keras-keras atau mengganggu kawan padahal waktu itu semua siswa
diminta tenang bekerja di tempat duduknya masing-masing; dorong-mendorong atau
menyela waktu antri di kafetaria dan lain-lain.
c) Reaksi
negatif terhadap sesama anggota kelompok
Reaksi
negatif terhadap anggota kelompok terjadi apabila ekspresi yang bersifat kasar
yang dilontarkan terhadap anggota kelompok yang tidak diterima oleh kelompok
itu, anggota kelompok yang menyimpang dari aturan kelompok atau anggota
kelompok yang menghambat kegiatan kelompok. Anggota kelompok dianggap
“menyimpang” ini kemudian “dipaksa” oleh kelompok itu untuk mengikuti kemauan
kelompok.
d) Penerimaan
kelas (kelompok) atas tingkah laku yang menyimpang.
Penerimaan
kelompok (kelas) atas tingkah laku yang menyimpang terjadi apabila kelompok itu
mendorong timbulnya dan mendukung anggota kelompok yang bertingkah laku
menyimpang dari norma-norma sosial pada umumnya. Contoh yang amat umum ialah
perbuatan memperolok-olokan (memperlawakkan), misalnya membuat gambar-gambar
yang “lucu” tentang guru. Jika hal ini terjadi maka masalah kelompok dan
masalah perorangan telah berkembang dan masalah kelompok kelihatannya lebih
perlu mendapat perhatian. Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari
ketentuan yang telah ditetapkan, berhenti melakukan kegiatan atau hanya
meniru-niru kegiatan orang (anggota) lainnya saja. Masalah kelompok anak timbul
dari kelompok itu mudah terganggu dalam kelancaran kegiatannya. Dalam hal ini
kelompok itu mereaksi secara berlebihan terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak
berarti atau bahkan memanfaatkan hal-hal kecil untuk mengganggu kelancaran
kegiatan kelompok itu. Contoh yang sering terjadi ialah para siswa menolak
untuk melakukan karena mereka beranggapan guru tidak adil. Jika hal ini
terjadi, maka suasana diwarnai oleh ketidaktentuan dan kekhawatiran.
e) Ketiadaan
semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes.
Masalah
kelompok yang paling rumit ialah apabila kelompok itu melakukan protes dan
tidak mau melakukan kegiatan, baik hal itu dinyatakan secara terbuka maupun
terselubung. Permintaan penjelasan yang terus menerus tentang sesuatu tugas,
kehilangan pensil, lupa mengerjakan tugas rumah atau tugas itu tertinggal di
rumah, tidak dapat mengerjakan tugas karena gangguan keadaan tertentu, dan
lain-lain merupakan contoh-contoh protes atau keengganan bekerja. Pada umumnya
protes dan keengganan seperti itu disampaikan secara terselubung dan
penyampaian secara terbuka biasanya jarang terjadi.
f ) Ketidakmampuan
menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan
Ketidak-mampuan
menyesuaikan diri terhadap lingkungan terjadi apabila kelompok (kelas) mereaksi
secara tidak wajar terhadap peraturan baru atau perubahan peraturan, pengertian
keanggotaan kelompok, perubahan peraturan, pengertian keanggotaan kelompok,
perubahan jadwal kegiatan, pergantian guru dan lain-lain. Apabila hal itu terjadi
sebenarnya para siswa (anggota kelompok) sedang mereaksi terhadap suatu
ketegangan tertentu; mereka menganggap perubahan yang terjadi itu sebagai
ancaman terhadap keutuhan kelompok. Contoh yang paling sering terjadi ialah
tingkah laku yang tidak sedap pada siswa terhadap guru pengganti, padahal
biasanya kelas itu adalah kelas yang baik.
D. SOLUSI DALAM MENGATASI MASALAH MANAJEMEN
KELAS
Untuk
mengatasi masalah dalam pengelolaan kelas di atas, ada beberapa pendekatan yang
dapat dilakukan,diantaranya sebagai berikut:
1. Behavior
– Modification Approach (Behaviorism Apparoach) : Asumsi yang mendasari
penggunaan pendekatan ini adalah bahwa perilaku “baik” dan “buruk” individu
merupakan hasil belajar.Upaya memodifikasi perilaku dalam mengelola kelas dilakukan
melalui pemberian positive reinforcement (untuk membina perilaku positif) dan
negative reinforcement (untuk mengurangi perilaku negatif). Namun demikian,
dalam penggunaan reinforcement negatif seyogyanya dilakukan secara hati-hati,
karena jika tidak tepat malah hanya akan menimbulkan masalah baru.
2. Pendekatan
Otoriter : Pandangan yang otoriter dalam pengelolaan kelas merupakan
seperangkat kegiatan guru untuk nienciptakan dan mempertahankan ketertiban
suasana kelas. Pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku
siswa ke arah disiplin. Bila timbul masalah-masalah yang merusak ketertiban
atau kedisplinan kelas, maka perlu adanya pendekatan:
a) Perintah
dan larangan
b) Penekanan
dan penguasaan
c) Penghukuman
dan pengancaman
d) Pendekatan
perintah dan larangan
e) Pendekatan
Permisif
3. Pendekatan
yang primisif dalam pengelolaan kelas merupakan seperangkat kegiatan pengajar
yang memaksimalkan kebebasan peserta didik untuk melakukan sesuatu.Sehingga
bila kebebasan ini dihalangi dapat menghambat perkembangan peserta didik.
Berbagai bentuk pendekatan dalam pelaksanaan pengelolaan kelas ini banyak
menyerahkan segala inisiatif dan tindakan pada diri peserta didik. Diantaranya
yaitu sebagai berikut:
a. Tindakan
pendekatan pengalihan merupakan tindakan yang bersifat premisif. Dari tindakan
pendekatan ini muncul hal-hal yang kurang disadari oleh peserta didik.
b. Meremehkan
sesuatu kejadian, atau tidak melakukan apa-apa sama sekalI
c. Memberi
peluang kemalasan dan menunda pekerjaan.
d. Menukar
dan mengganti susunan kelompok tanpa melalui prosedur yang sebenarnya.
e. Menukar
kegiatan salah satu pembelajar, digantikan oleh orang lain.
f. Mengalihkan
tanggung jawab kelompok kepada seorang anggota
g. Pendekatan
membiarkan dan memberi kebebasan
Sekali
lagi pengajar memandang peserta didik telah mampu melakukan sesuatu dengan
prosedur yang benar.“Biarlah mereka bekerja sendiri dengan bebas”, demikian
pegangan pengajar dalam mengelola kelas.Lebih kurang menguntungkan lagi kalau
selama peserta didik bekerja sendiri, pengajar juga aktif mengerjakan tugas
sendiri dan pada saat waktu habis baru ditanyakan atau disusun.Percaya atau
tidak bahwa hasil bekerja peserta didik belum memadai dan kurang terarah Akibat
yang sering terjadi peserta didik merasa telah benar dengan tingkah laku dalam
pengerjaan tugas, telah bertanggung jawab dalam kelompok atau kelas itu.Tapi
ternyata setelah dibandingkan dengan kelompok lainnya kurang atau malahan lebih
rendah.Kedua pendekatan inipun kurang menguntungkan, tanpa kontrol dan pengajar
bersikap serta memandang ringan terhadap gejala-gejala yang muncul.Pihak
pengajar dan peserta didik tampak bebas, kurang memikat.
Untuk
dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus
mampu:
a. Mengenali
secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat
perorangan maupun kelompok;
b. Memahami
pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah tertentu.
c. Memilih
dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang
dimaksud.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto
dalam Sulistyorini. 2006. Manajemen
Pendidikan Islam. Surabaya:eLKAF
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik
dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Martinis Yamin, Maisah.
2009.Manajemen Pembelajaran
Kelas:Strategi Meningkatkan Mutu
Pembelajaran. Jakarta:Gaung Persada Press
Sangat bermanfaat, terimakasih
BalasHapusSangat bermanfaat, terima kasih
BalasHapusBagaimana guru bisa kenal dengan permasalahan peserta didik serta solusi dari masalahnya.
BalasHapusSangat bermanfaat sekali
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusSangat bagus..👍
BalasHapusSangat bermanfaat👍
BalasHapusBgus dan bermnfaat
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusBagus sekali
BalasHapusSngat brnfaat
BalasHapusPerfect
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapus