Manajemen Kelas
TUGAS 3
MANAJEMEN KELAS DI SD
tentang
Manajemen Kelas
Oleh
WIRMA ADHANI
1620152
PGSD : 7.4
Dosen Pembimbing:
Yessi Rifmasari,M.Pd
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Sekolah Tinggi Keguruan & Ilmu Pendidikan
(STKIP) Adzkia Padang
2019
PEMBAHASAN
A. Konsep Manajemen Kelas
Manajemen merupakan kemampuan dan ketrampilan khusus yang
dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara
perorangan ataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam
upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif , efektif dan efisien.1
Sebelum membahas tentang manajemen kelas, terlebih dahulu kita
mengetahui pengertian daripada kelas. Arikunto menjelaskan pengertian
kelas sebagai sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama.
Dan yang dimaksud dengan
kelas, bukan hanya kelas yang merupakan ruangan yang dibatasi dinding
tempat para siswa berkumpul bersama untuk mempelajari segala yang
disajikan oleh pengajar, tetapi lebih dari itu kelas merupakan suatu unit
kecil siswa yang berinteraksi dengan guru dalam proses pembelajaran
dengan beragam keunikan yang dimiliki. Sedangkan kelas menurut
pengertian umum dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan
dari segi fisik, dan pandangan dari segi siswa. Disamping itu, Hadari
Nawawi juga memandang kelas dari dua sudut, yaitu:
- Kelas dalam arti sempit : ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses pembelajaran. Kelas dalam pengertian tradisional ini, mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis masing-masing.
- Kelas dalam arti luas : suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
- Secara sederhana, kelas dapat diartikan sebagai unit kerja terkecil di sekolah yang digunakan sebagai tempat untuk kegiatan pembelajaran. Pembagian kelas sebagai sebuah unit biasanya ditentukan oleh jenjang usia peserta didik.
- Setelah membahas tentang manajemen dan kelas, maka definisi dari manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses pembelajaran secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi kondisi proses pembelajaran dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikurer dapat tercapai. Arikunto memberikan pengertian pengelolaan kelas sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajaran yang membantu dengan maksud agar mencapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang terlaksana.6 Berdasarkan uraian dan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah proses atau upaya yang dilakukan oleh seseorang guru secara sistematis untuk menciptakan dan mewujudkan kondisi kelas yang dinamis dan kondusif dalam rangka menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.
B.Tujuan manajemen kelas
Sebagai pengelolaan kelas guru atau wali kelas dituntuk
mengelolan kelas sebagai lingkungan belajar siswa. Juga sebagai bagian
dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan. Karena tugas guru
yang utama adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi
interaksi pembelajaran dengan baik dan sungguh-sungguh. Oleh sebab itu,
guru dan wali kelas dituntut memiliki kemampuan yang inovatif dalam
mengelola kelas.
Dengan pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat tercipta
kondisi kelompok belajar yang proporsional terdiri dari lingkungan kelas
yang baik yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki, serta tersedia kesempatan yang memungkinkan untuk
sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan dengan guru, sehingga
siswa mampu melakukan self activity dan self control secara bertahap,
tetapi pasti menuju taraf yang lebih dewasa.
Secara umum yang menjadi tujuan pengelolaan kelas dalam
pandangan sudirman adalah penyedian fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual
dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar
dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan,
suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap apresiasi
para siswa.8
Secara khusus yang menjadi tujuan pengelolaan kelas dalam
pandangan Usman adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam
menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan siswa belajar dan bekerja, serta membantu siswa untuk
memperoleh hasil yang diharapkan.
Tujuan manajemen kelas atau pengelolaan kelas, menurut
Mulyadi adalah sebagai berikut:
a) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, sebagai lingkungan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan mereka semaksimal mungkin.
b) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran.
c) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta media
pembelajaran yang mendukung dan memungkinka peserta
didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual mereka dalam kelas.
d) Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar
belakang sosial, ekonomi, budaya dan sifat- sifat
individunya.
Secara lebih khusus Syaiful Bahri Djamarah mengungkapkan
tujuan manajemen kelas sebagai berikut:
a. Untuk peserta didik
- Mendorong peserta didik mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri.
- Membantu peserta didik mengetahui perilaku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan memahami jika teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan.
- Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam tugas dan pada kegiatan yang diadakan.
b. Untuk guru
- Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan pembukaaan yang lancer dan kecepatan yang tepat.
- Menyadari kebutuhan anak didik dan memiliki kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik.
- Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku anak didik yang mengganggu.
- Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif dapat digunakan dalam hubungannya dengan masalah tingkah laku anak didik yang muncul dalam kelas. Sebagai guru hendaknya mampu menggunakan dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki hingga memungkinkan terciptanya situasi belajar yang baik, dan dapat mengendalikan pelaksanaan pengajaran dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. Selain itu kelas yang dikelola dengan baik akan membuat siswa sibuk dengan tugas yang menantang, memberikan pemahaman siswa terhadap materi belajar, merasa aman dan nyaman ketika berada dalam kelas dan terciptanya disiplin kelas, yang memungkinkan untuk mencegah permasalahan yang timbul di dalam pembelajaran di kelas.
C. Proses Manajemen Kelas
Upaya untuk menciptakan suasana yang diliputi oleh motivasi
siswa yang tinggi, perlu dilakukan manajemen kelas dengan baik.Langkalangka ini disebut sebagai prosedur manajemen kelas.Adapun prosedur
manajemen kelas ini dapat dilakukaan secara pencegahan (Preventif)
maupun penyembuhan (Kuratif). Perbedaan kedua jenis pengelolaan
kelas tersebut, akan berpengaruh terhadap perbedaan langkah-langkah
yang perlu dilakukan oleh seorang guru dalam menerapkan kedua jenis
manajemen kelas tersebut. Dikatakan secara preventif apabila upaya yang
dilakukan atas dasar inisiatif guru untuk mengatur siswa, peralatan
(fasilitas) atau format belajar mengajar yang tepat dan dapat mendukung
berlangsungnya proses belajar mengajar.
Sedangkan yang dimaksud
dengan manajemen kelas secara kuratif adalah langka-langka tindakan
penyembuhan terhadap tingkah laku menyimpang yang dapat mengganggu kondisi-kondisi optimal dan proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Prosedur Manajemen Kelas yang Bersifat Preventif Meliputi :
- Peningkatan Kesadaran Pendidik Sebagai Guru, Suatu langkah yang mendasar dalam strategi manajemen kelas yang bersifat preventif adalah meningkatkan kesadaran diri pendidik sebagai guru. Dalam kedudukannya sebagai guru, seorang pendidik harus menyadari bahwa dirinya memiliki tugas dan fungsi yaitu sebagai fasilitator bagi siswanya yang sedang belajar, serta bertanggung-jawab terhadap proses pendidikan. Ia yakin bahwa apapun corak proses pendidikan yang akan terjadi terhadap siswa, semuanya akan menjadi tanggung-jawab guru sepenuhnya.
- Peningkatan Kesadaran Siswa , Kesadaran akan kewajibannya dalam proses pendidikan ini baru akan diperoleh secara menyeluruh dan seimbang jika siswa itu menyadari akan kebutuhannya dalam proses pendidikan. Dalam hal proses pembelajaran, siswa harus menyadari bahwa belajar adalah dengan tujuan tertentu. Keefektivan siswa dalam proses pembelajaran sebenarnya bergantung pada tingkat kesadarannya semakin tinggi pula keefektivannya. Kondisi ini selanjutnya berdampak pada tingkat penguasaan kemampuan dari siswa yang bersangkutan. Agar dapat menimbulkan suasana kelas yang mendukung untuk melakukan proses belajar mengajar.
- Penampilan Sikap Tulus Guru, Guru mempunyai peranan yang besar dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal. Guru perlu bersikap dan bertindak secara wajar, tulus dan tidak pura-pura terhadap siswa. Penampilan sikap guru diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa yang disajikan dengan sikap tulus dan hangat.Yang dimaksud dengan sikap tulus adalah sikap seorang guru dalam menghadapi siswa secara berterusterang tanpa pura-pura, tetapi diikuti dengan rasa ikhlas dalam setiap tindakannya demi kepentingan perkembangan dan pertumbuhan siswa sebagai si terdidik. Sedangkan yang dimaksud dengan hangat adalah keadaan pergaulan guru kepada siswa dalam proses belajar mengajar yang menunjukkan suasana keakraban dan keterbukaan dalam batas peran dan kedudukannya masing-masing sebagai anggota masyarakat sekolah. Dengan sikap yang tulus dan hangat dari guru, diharapkan proses interaksi dan komunikasinya berjalan wajar, sehingga mengarah kepada suatu penciptaan suasana yang mendukung untuk kegiatan pendidikan.
- Pengenalan Terhadap Tingkah Laku Siswa , Tingkah laku siswa yang harus dikenal adalah tingkah laku baik yang mendukung maupun yang dapat mencemarkan suasana yang diperlukan untuk terjadinya proses pendidikan. Tingkah laku tersebut bisa bersifat perseorangan maupun kelompok. Identifikasi akan variasi tingkah laku siswa itu diperlukan bagi guru untuk menetapkan pola atau pendekatan Manajemen Kelas yang akan diterapkan dalam situasi kelas tertentu.
- Penemuan Alternatif Manajemen Kelas Agar pemilihan alternatif tindakan Manajemen Kelas dapat sesuai dengan situasi yang dihadapinya, maka perlu kiranya pendidik mengenal berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam Manajemen Kelas. Dengan berpegang pada pendekatan yang sesuai, diharapkan arah Manajemen Kelas yang diharapkan akan tercapai.
- Pembuatan Kontrak Sosial Kontrak sosial pada hakekatnya berupa norma yang dituangkan dalam bentuk peraturan atau tata tertib kelas baik tetulis maupun tidak tertulis, yang berfungsi sebagai standar tingkah laku bagi siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok. Kontrak sosial yang baik adalah yang benar-benar dihayati dan dipatuhi sehingga meminimalkan terjadinya pelanggaran.
D. Strategi Manajemen Kelas
Strategi dalam manajemen kelas yang melingkupi beberapa strategi sebagaai berikut:
- Strategi guru dalam menyusun rencana pembelajaran. Strategi menyusun rencana pembelajaran adalah sebagai berikut Kepala sekolah melalui kebijakan yang dituangkan dalam tugas guru, mewajibkan para guru untuk membuat program mengajar yang berupa: silabus, Analisa Materi Pelajaran, Program tahunan, Program Semester, dan Rencana Program Pembelajaran. Pembuatan program pembelajaran disusun secara bersama-sama melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang ada di lingkungan sekolah yang selanjutnya dimantabkan melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran tingkat Kabupaten. Selanjutnya perangkat mengajar diserahkan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk dikoreksi dan ditanda tangani oleh kepala sekolah. Pada saat mengajar, para guru selalu membawa perangkat pembelajaran dengan maksud agar proses belajar mengajar berjalan dengan terarah, dan tujuan yang dirumuskan dalam program bisa tercapai. Dan bila selesai mengajar perangkat mengajar disimpan di almari guru masing-masing yang telah disediakan oleh sekolah, dengan demikian bila diperlukan perangkat mengajar sudah ada di sekolah dan terjaga keamanannya.
- Strategi guru dalam membangun kerjasama dengan siswa dalam proses belajar mengajar, Kegiatan guru yang profesional merupakan kegiatan atau tugas guru yang rutin yang dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan profesionalismenya. Dalam menjalin kerjasama dengan siswa, strategi yang diterapkan oleh guru adalah sebagai berikut: (a) menjalin hubungan baik dengan siswa, (b) berusaha memahami latar belakang siswa, (c) penguasaan materi dan cara penyajiannya menarik, (d) penggunaan model mengajar yang bervariasi dan (e) memberi pembinaan khusus bagi siswa bermasalah. Pengembangan sekolah memiliki arti tersendiri bagi sekolah , sehingga sekolah tidak hanya menjalin kerjasama dengan siswa saja, tetapi sekolah juga menjalin kerjasama dengan orang tua/wali, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan alumni. Adapun bentuk kerjasamanya adalah sebagai berikut: pengadaan sarana dan fasilitas sekolah, rekrutmen calon mahasiswa, penyaluran bakat dan minat siswa melalui kegiatan ektrakurikuler dan pengadaan pembina ekstra kurikuler. Kerjasama dalam hal ini, tidak hanya dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di kelas saja, melainkan melalui kegiatan sekolah secara keseluruhan yang mengarah pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa.
- Pemberian Motivasi belajar terhadap siswa. Pemberian motivasi terhadap siswa adalah sebagai berikut: (a) khususnya siswa kelas tiga selalu diberi latihan-latihan soal, (b) pemberian tugas untuk praktek lapangan, (c) mengikut sertakan siswa dalam kegiatan ilmiah, (d) mengkomunikasikan hasil belajar siswamelalui papan pengumuman maupun melalui pertemuan dengan orang tua, (e) pemberian reinforcement, (f) penggunaan media dalam pembelajaran dan (g) pemberian layanan bimbingan. Dengan pemberian motivasi dalam bentuk pemberian tugas pada siswa, hasilnya efektif sekali karena dengan strategi tersebut mampu mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
- Strategi dalam menciptaan Iklim Pembelajaran. Agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung dengan lancar dan efektif, maka pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, staf dan guru melakukan upaya berupa: (a) petugas tatib selalu mengantisipasi berkeliling di lingkungan sekolah untuk mengontrol tempat-tempat yang rawan, (b) waka kesiswaan mengadakan razia di dalam kelas dengan dibantu petugas tatib dan guru pembimbing, (c) dalam mengajar guru berusaha memahami karakter siswa, (d) guru berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis, (e) guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan pelajaran atau masalah lainnya.
- Strategi Upaya dalam Meningkatkan Disiplin Belajar. Siswa Karakteristik yang baik adalah semua warganya mulai dari pimpinan sekolah, guru, karyawan dan siswanya memiliki budaya disiplin yang tinggi. Namun demikian pihak sekolah tetap mempertahankan serta melestarikan budaya disiplin yang sudah bagus ini untuk ditingkatkan menjadi menjadi kultur disiplin yang mandiri. Adapun strategi untuk meningkatkan disiplin, sebagai berikut: (a) sekolah memiliki sistem pengendalian ketertiban yang dikelola dengan baik, (b) adanya keteladanan disiplin dalam sikap dan prilaku mulai dari pimpinan sekolah, guru dan karyawan, (c) mewajibkan siswa baru untuk mengikuti ekstrakurikuler Pramuka, (d) pada awal masuk sekolah guru bersama siswa membuat kesepakatan tentang aturan kelas, (e) memperkecil kesempatan siswa untuk ijin meninggalkan kelas, (f) setiap upacara hari senin diumumkan frekuensi pelanggaran terendah. Dengan strategi tersebut diatas kultur disiplin siswa bisa terpelihara dengan baik, suasana lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga siswa bisa mencapai prestasi belajar yang optimal.
- Strategi pelaksanaan Evaluasi Proses Belajar Mengajar . Evaluasi dalam pembelajaran di ada dua macam yaitu: (1) penilaian terhadap hasil belajar siswa, (2) penilaian terhadap proses pengajaran. Penilaian terhadap hasil belajar siswa baik dari ulangan harian, ulangan semester, Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional menunjukkan hasil yang memuaskan, berdasarkan data perolehan ulangan semester, perolehan Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional, penilaian terhadap proses pengajaran, berdasarkan hasil wawancara, observasi peneliti dan supervisi kepala sekolah, bahwa kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas sudah bagus sekali, bahkan guru senior selalu menularkan etos kerja yang bagus, baik dalam melaksanakan tugas mengajarnya, tugas mengadministrasi hasil mengajar, maupun tugas tambahan dari sekolah.
DAFTAR RUJUKAN
Sulistyorini. (2005). Manajemen Pendidikan Islam . Tulungagung: STAIN .
Saroni. (2006). Manajemen Sekolah . Yogyakaarta : Ar-ruzz.
Hendyat Soetopo. (2005). Pendidikan dan Pembelajaran. Malang : UMM Press.
Sudjana,Nana. (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sangat bermanfaat, terimakasih
BalasHapusSangat bermanfaat, terima kasih
BalasHapusBermanfaat sekali kk
BalasHapusMaterinya bermanfaat sekali
BalasHapusKarya tulisnya bagus
BalasHapusSangat bermanfaat👍
BalasHapusMemudahkan saya dalam mencari materi, terima kasih
BalasHapusBgus dan bermanfaat
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusMakasih materinya kak
BalasHapusSngat brmnfaat
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih kk
BalasHapus