TUGAS 10 MANAJEMEN
KELAS
PRINSIP-PRINSIP DISIPLIN DIKELAS
TUGAS MANAJEMEN KELAS DI SD
tentang
PRINSIP-PRINSIP DISIPLIN DIKELAS
disusun oleh :
WIRMA ADHANI
1620152
7.4 PGSD
dosen pembimbing:
Yessi Rifmasari, M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ADZKIA PADANG
2019
PRINSIP-PRINSIP DISIPLIN DIKELAS
A. PENGERTIAN
DISIPLIN
Dari
segi etimologi kata “disiplin” berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“disicplus”yang mengandung makna pengikut atau penganut. Berdasarkan makna dari
segi etimologi, disiplin diartikan sebagai suatu keadaan tertib dimana
orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk dalam
peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati.
Kata ”discipline” berasal
dari bahasa latin menunjuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi
sangat dekat dengan isitilah ”disciple” yang mengikuti orang belajar
dibawah pengawasan seorang pimpinan. Di dalam pembicaraan disiplin dikenal
istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain
merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban ada juga
yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 237) disiplin berarti tata tertib atau
ketaatan pada peraturan. Senada dengan itu ada beberapa pengertian disiplin
menurut para ahli yaitu:
1. Asy
Mas’udi (2000:88)
Menyatakan disiplin adalah kesadaran untuk melakukan
sesuatu pekerjaan dengan tata tertib dan teratur sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari
siapapu
2. The
Liang Gie (1972)
Mengatakan disiplin suatu keadaan tertib dimana
orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada
peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati.
Dalam
dictionary of education mengarikan disiplin sebagai berikut:
a. Proses/hasil
pengarahan/ pengendalian keinginan dorongan atau kepentingan guna mencapai
maksud/ untuk mencapai tindakan yang lebih efektif.
b. Mencari
tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan diarahkan sendiri, meskipun menghadapi
rintangan.
c. Pengendalian
prilaku secara langsung dan otoriter dengan hukuman/ hadiah.
d. Pengekangan
dorongan dengan cara yang tidak nyaman dan behkan menyakitkan
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaatan
dan ketepatan pada suatu aturan yang dilakukan secara sadar tanpa adanya
dorongan atau paksaan pihak lain atau suatu keadaan di mana sesuatu itu berada
dalam tertib, teratur dan semestinya serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ketertiban
dilihat dari pengertiannya terbentuk lebih dulu baru kemudian
disiplin.Ketertiban bersifat ekstrinsik sedangkan kedisiplinan lebih bersifat
intrinsik. Ketertiban merupakan kepatuhan seseorang dalam mengikuti aturan
karena didorong oleh sesuatu yang datangnya dari luar, misalnya: karena ingin
mendapatkan pujian. Sedangkan, disiplin menunjuk kepada kepatuhan seseorang
terhadap peraturan atau tata tertib karena didorong oleh kesadaran yang ada
dalam kata hatinya. Oleh karena itu, biasanya ketertiban itu lebih dulu,
kemudian baru berkembang menjadi sikap disiplin.
Orang
yang mengikuti peraturan disebabkan karena rasa takut, didesak oleh berbagai
kepentingan, belum dapat dikatakan perbuatan disiplin. Misalnya, seorang
pengendara sepeda motor selalu membawa helm tetapi tidak dikenakan dan baru
dikenakan jika akan melewati daerah yang diperkirakan ada polisi. Perbuatan
tersebut bukanlah perwujudan dari sikap disiplin. Lain halnya jika seseorang
menyadari bahwa naik kendaraan bermotor penuh dengan resiko, bahaya dapat
datang kapan saja tanpa diperhitungkan, maka demi menjaga keselamatannya, ia
mengenakan helm walaupun ia menaiki di jalan pedesaan, maka ia termasuk orang
yang memiliki disiplin diri yang tinggi.
Dari
segi etimologi kata “disiplin” berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“disicplus”yang mengandung makna pengikut atau penganut. Berdasarkan makna dari
segi etimologi, disiplin diartikan sebagai suatu keadaan tertib dimana
orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk dalam
peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati.
B. Bentuk-
Bentuk Disiplin Belajar Siswa
1. Disiplin
siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajar
Keberhasilan
siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswayang memiliki cara
belajar yang efektif memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih
tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif.
Untuk
belajar secara efektif dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi
setiap siswa. Belajar secara efektif dan efisien dapat dilakukan oleh siswa
yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha
mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi
langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektif dan
efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa
belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak
menggantungkan nasib pada orang lain.
Hal
ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila
kita memiliki :
a. Kesadaran
atas tanggung jawab belajar,
b. Cara
belajar yang efisien,
c. Syarat-syarat
yang diperlukan ( Oemar Hamalik, Metoda Belajar Dan
Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito,2005)
Selain
memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu memperhatikan
metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam belajarnya.
Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat pengetahuan, sikap,
kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika dilakukan dengan penuh
kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan
dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Demikianlah
cara-cara belajar yang perlu diperhatikan oleh setiap siswa, karena dengan
memiliki cara belajar yang baik akan membantu siswa dalam mencapai prestasi
yang tinggi, dan cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik secara teratur
setiap hari, apabila siswa memiliki sikap disiplin. Jadi siswa yang pada
dirinya tertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan cara belajar
yang tepat baginya.
2. Disiplin
terhadap pemanfaatan waktu
a. Cara
mengatur waktu belajar
Salah
satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak pelajar
atau siswa yang mengeluh kekurangan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka
sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu
secara efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna mengobrol
omongan-omongan yang tidak habis-habisnnya. Sikap yang demikian itu harus
ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu tidak bermanfaat baginya.
Tidak
dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan dalam
hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan
waktunya. Dalam ajaran Islam disiplin dalam pemanfaatan waktu sangat
dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin
perlu juga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan kesempatan.
Dalam
belajar pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan dengan baik dan tepat
waktu adalah merupakan hal yang terpuji. Dari uraian di atas dapat dipahami
bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik menumbuhkan disiplin dalam
mempergunakan waktu secara efisien.
b. Pengelompokan
waktu.
Banyak
siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya
karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-macam keperluan, oleh karna itu,
berbagai segi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahami sebagai
langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu studi.
c. Penjatahan
waktu belajar.
Setiap
siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara teratur dan untuk belajar secara
teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak banyak
membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipelajari suatu saat
dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karena itu agar siswa tidak dihinggapi
keraguan-raguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya
rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar.
Adapun
cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut :
1) Memperhitungkan
waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah
raga dan lain-lain.
2) Menyelidiki
dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
3) Merencanakan
peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran dan
urutan-urutan yang harus dipelajari.
4) Menyelidiki
waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik.
5) Berhematlah
dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga
belajar.
3. Disiplin
terhadap tugas
a. Mengerjakan
tugas rumah
Salah
satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat yang
mengatakan bahwa : “Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan
atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan
latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri” (Slameto,
Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,2003)
Berdasarkan
pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau ulangan dan
juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah. Jika siswa
mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta
mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan
terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap
pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
b. Mengerjakan
tugas di sekolah
Adapun
tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan harian,
ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi
tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai
berikut :
1) Hindarilah
belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir mengerjakan tes (semua bahan
hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya).
2) Pelajarilah
kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur sehari atau dua hari
sebelumnya.
3) Buatlah
suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali
itu.
4) Pelajarilah
juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.
5) Peliharalah
kondisi kesehatan.
6) Konsentrasikan
seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.
7) Siapkanlah
segala alat atau perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan
syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin.
4. Disiplin
terhadap tata tertib.
Didalam
proses belajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting untuk
diterapkan, karena dalam suatu sekolah yang tidak memiliki tata tertib maka
proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan
rencana. Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati
peraturan di dalam kelas maupun diluar kelas.
Untuk
melakukan disiplin terhadap tata tertib dengan baik, maka guru bertanggung
jawab menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan tata tertib
tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau guru perlu terjalinnya kerja sama
sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertib kelas yang baik tampa adanya
kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin sekolah maka akan terjadi
pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib sekolah serta terciptanya
suasana balajar yang tidak diinginkan.
Daftar
rujukan
Ahmad
Rohani dan Abu Ahmadi. (1995). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta:
Rineka Cipta
Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Milhah. (2012). Manajemen Kelas. Jakarta: Rineka Cipta
Sangat bermanfaat, terimakasih
BalasHapusSangat bermanfaat, terima kasih
BalasHapusTerimakasih, materi bermanfaat sekali
BalasHapusSangat membantu
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusBagus sekali materinya...👍
BalasHapusSangat bermanfaat👍
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusSangat membantu sekali
BalasHapusTerima kasih kk
HapusSngat brnfaat
BalasHapusPerfect
BalasHapus