Sabtu, 24 Agustus 2019


TUGAS 10 MANAJEMEN KELAS

TUGAS  MANAJEMEN KELAS DI SD

tentang


PRINSIP-PRINSIP DISIPLIN DIKELAS


disusun oleh :

WIRMA ADHANI

1620152

7.4 PGSD



dosen pembimbing:

Yessi Rifmasari, M.Pd


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ADZKIA PADANG

2019






PRINSIP-PRINSIP DISIPLIN DIKELAS

   A.    PENGERTIAN DISIPLIN
Dari segi etimologi kata “disiplin” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “disicplus”yang mengandung makna pengikut atau penganut. Berdasarkan makna dari segi etimologi, disiplin diartikan sebagai suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk dalam peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati.
Kata ”discipline” berasal dari bahasa latin menunjuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan isitilah ”disciple” yang mengikuti orang belajar dibawah pengawasan seorang pimpinan. Di dalam pembicaraan disiplin dikenal istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 237) disiplin berarti tata tertib atau ketaatan pada peraturan. Senada dengan itu ada beberapa pengertian disiplin menurut para ahli yaitu:
   1.      Asy Mas’udi (2000:88)
Menyatakan disiplin adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tata tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapu
   2.      The Liang Gie (1972)
Mengatakan disiplin suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati.
Dalam dictionary of education mengarikan disiplin sebagai berikut:
  a.   Proses/hasil pengarahan/ pengendalian keinginan dorongan atau kepentingan guna mencapai maksud/ untuk mencapai tindakan yang lebih efektif.
   b.   Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan diarahkan sendiri, meskipun menghadapi rintangan.
   c.   Pengendalian prilaku secara langsung dan otoriter dengan hukuman/ hadiah. 
   d.   Pengekangan dorongan dengan cara yang tidak nyaman dan behkan menyakitkan
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang dilakukan secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain atau suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam tertib, teratur dan semestinya serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ketertiban dilihat dari pengertiannya terbentuk lebih dulu baru kemudian disiplin.Ketertiban bersifat ekstrinsik sedangkan kedisiplinan lebih bersifat intrinsik. Ketertiban merupakan kepatuhan seseorang dalam mengikuti aturan karena didorong oleh sesuatu yang datangnya dari luar, misalnya: karena ingin mendapatkan pujian. Sedangkan, disiplin menunjuk kepada kepatuhan seseorang terhadap peraturan atau tata tertib karena didorong oleh kesadaran yang ada dalam kata hatinya. Oleh karena itu, biasanya ketertiban itu lebih dulu, kemudian baru berkembang menjadi sikap disiplin.
Orang yang mengikuti peraturan disebabkan karena rasa takut, didesak oleh berbagai kepentingan, belum dapat dikatakan perbuatan disiplin. Misalnya, seorang pengendara sepeda motor selalu membawa helm tetapi tidak dikenakan dan baru dikenakan jika akan melewati daerah yang diperkirakan ada polisi. Perbuatan tersebut bukanlah perwujudan dari sikap disiplin. Lain halnya jika seseorang menyadari bahwa naik kendaraan bermotor penuh dengan resiko, bahaya dapat datang kapan saja tanpa diperhitungkan, maka demi menjaga keselamatannya, ia mengenakan helm walaupun ia menaiki di jalan pedesaan, maka ia termasuk orang yang memiliki disiplin diri yang tinggi.
Dari segi etimologi kata “disiplin” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “disicplus”yang mengandung makna pengikut atau penganut. Berdasarkan makna dari segi etimologi, disiplin diartikan sebagai suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk dalam peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati.

   B.    Bentuk- Bentuk  Disiplin Belajar Siswa
1.  Disiplin siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajar
       Keberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara belajarnya. Siswayang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif.
       Untuk belajar secara efektif dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektif dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektif dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain.
       Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila kita memiliki :
a.  Kesadaran atas tanggung jawab belajar,
b.  Cara belajar yang efisien,
c. Syarat-syarat yang diperlukan ( Oemar Hamalik, Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito,2005)
       Selain memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu memperhatikan metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar.
       Demikianlah cara-cara belajar yang perlu diperhatikan oleh setiap siswa, karena dengan memiliki cara belajar yang baik akan membantu siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi, dan cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik secara teratur setiap hari, apabila siswa memiliki sikap disiplin. Jadi siswa yang pada dirinya tertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan cara belajar yang tepat baginya.

2. Disiplin terhadap pemanfaatan waktu
a.  Cara mengatur waktu belajar
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak pelajar atau siswa yang mengeluh kekurangan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu secara efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna mengobrol omongan-omongan yang tidak habis-habisnnya. Sikap yang demikian itu harus ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu tidak bermanfaat baginya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Dalam ajaran Islam disiplin dalam pemanfaatan waktu sangat dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin perlu juga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan kesempatan.
Dalam belajar pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan dengan baik dan tepat waktu adalah merupakan hal yang terpuji. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik menumbuhkan disiplin dalam mempergunakan waktu secara efisien.
b.  Pengelompokan waktu.
Banyak siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-macam keperluan, oleh karna itu, berbagai segi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahami sebagai langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu studi.
c. Penjatahan waktu belajar.
Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara teratur dan untuk belajar secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak banyak membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipelajari suatu saat dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karena itu agar siswa tidak dihinggapi keraguan-raguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar.
Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut :
1)   Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah raga dan lain-lain.
2)   Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
3)   Merencanakan peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
4)  Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik.
5)  Berhematlah dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.
3.  Disiplin terhadap tugas
a. Mengerjakan tugas rumah
Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa : “Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri” (Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,2003)
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah. Jika siswa mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.
b.   Mengerjakan tugas di sekolah
Adapun tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan harian, ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai berikut :
1)   Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir mengerjakan tes (semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya).
2)   Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur sehari atau dua hari sebelumnya.
3)   Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali itu.
4)   Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.
5)   Peliharalah kondisi kesehatan.
6)   Konsentrasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.
7)   Siapkanlah segala alat atau perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin.

4.    Disiplin terhadap tata tertib.
       Didalam proses belajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting untuk diterapkan, karena dalam suatu sekolah yang tidak memiliki tata tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana. Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan di dalam kelas maupun diluar kelas.
       Untuk melakukan disiplin terhadap tata tertib dengan baik, maka guru bertanggung jawab menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan tata tertib tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau guru perlu terjalinnya kerja sama sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertib kelas yang baik tampa adanya kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin sekolah maka akan terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib sekolah serta terciptanya suasana balajar yang tidak diinginkan.

Daftar rujukan
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi. (1995). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Milhah. (2012). Manajemen Kelas. Jakarta: Rineka Cipta

13 komentar: